SOLOPOS.COM - Ilustrasi kelompok militan ISIS (Thesun.co.uk)

BNPT mengungkapkan bahwa 400 WNI yang terkait ISIS dan ditangkap di Turki terdiri atas perempuan dan anak, bukan milisi.

Solopos.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan banyak dari 400 WNI yang ditangkap terkait ISIS di Turki merupakan anak-anak dan perempuan. Sebagian WNI itu dinyatakan telah dideportasi dan tengah mengikuti program deradikalisasi.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Berbicara usai menghadap Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Kepala BNPT Suhardi Alius membenarkan data Kementerian Dalam Negeri Turki yang menyebutkan bawhwa Indonesia memang peringkat kedua terbanyak setelah Rusia yang warga negaranya ditangkap. Namun, dia menyayangkan tidak adanya penjelasan data tersebut.

“Tolong teman-teman ingat, Rusia itu fighter semuanya. Kalau dari Indonesia itu ada anak-anak, ada perempuan dan prosentase kita itu dari populasi kita 200 juta lebih, yang berangkat itu 400 orang. Mereka 400-an WNI yang dideportasi Turki dan perilis data tidak menjelaskan,” kata Suhardi, Senin (17/7/2017).

Dia meyakini data tersebut setelah melakukan verifikasi ketika mendampingi Presiden Jokowi ketika berkunjung ke Turki awal bulan ini.

“Jadi 400 lebih, perempuan dan anak-anak bukan fighter. Kita belum tahu karena belum nyebrang dan deportasi itu kan belum nyebrang. Ada sebagian kecil sudah nyebrang tapi kembali dan itu kebanyakan perempuan dan anak-anak.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya