SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Sekitar 40 persen rakyat Indonesia masih buta terhadap penyakit tuberkulosis (TB) lantaran rendahnya intensitas sosialiasi program pengendalian.

Keterbatasan dana menjadi kendala klasik dan vital sosialiasi pengendalian TB. Parahnya sebagian besar pemerintah daerah (Pemda) di Tanah Air tidak memprioritaskan program pengendalian TB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Lebih kurang demikian benang merah Seminar dan Workshop Diseminasi Pengendalian TB Piagam Hak dan Kewajiban Pasien TB Bagi Pengambil Kebijakan, Senin (20/12) di Hotel Asia Solo.

Tampil sebagai pembicara Kasubdit TB Kementerian Kesehatan, drg Dyah Erti Mustikawati; Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan Prof Dr Hj Masyitoh MAg memaparkan peran perguruan tinggi (PT) dalam pengendalian TB.

Dyah Erti menyampaikan 40 persen rakyat Indonesia belum tahu penyakit TB bisa disembuhkan melalui terapi di Puskesmas. Mereka tidak tahu terapi penyakit TB dilakukan gratis.

“Penyebabnya karena memang mereka belum terjangkau program sosialisasi atau advokasi pengendalian TB. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah  pemerintah bersama pihak swasta mitra pemerintah. Harus ada inovasi-inovasi program untuk menjangkau 40 persen masyarakat itu,” katanya.

kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya