SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Sebanyak 2600-an dari 6.219 dosen di DIY masih lulusan S1 yang bisa berimbas pada penilaian akreditasi PTS.

Di sisi lain, pada 2014 semua dosen harus lulusan S2 jika ingin mengajar sebagai dosen tetap. Koordinator Kopertis Wilayah V Provinsi DIY, Bambang Supriyadi, menyebutkan pendidikan dosen mempengaruhi proses akreditasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Sebab, salah satu penilaian dalam proses akreditasi ialah ketersediaan kualitas sumber daya manusianya, termasuk di dalamnya jabatan para tenaga pengajarnya.

“Semakin tinggi jabatan dosen maka nilai akreditasinya semakin tinggi,” kata dia, belum lama ini. Kenaikan jabatan bergantung pada tingkat pendidikan dosen, intensitas riset, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya.

Adapun tahapan jabatan dosen, sebagai berikut, tenaga pengajar, asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor.

“Biasanya dalam masa kerja enam sampai delapan tahun, dosen lulusan S2 dapat menjabat lektor,” tandas dia.

Di tempat terpisah, Brigitta Bestari, salah satu tenaga pengajar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UAJY, menilai kebijakan dosen minimal lulusan S2 merupakan hal yang wajar.

“Saya tidak mempermasalahkan kebijakan tersebut karena memang seorang dosen memang harus memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi ketimbang mahasiswa yang diajarnya,” tegasnya kepada Harian Jogja belum lama ini.

Selain itu, sambung dia, ada kemungkinan mahasiswa memiliki kemampuan dan pengalaman riset yang lebih baik dibandingkan dosen lulusan S1.

Brigitta mengakui, dirinya masih lulusan S1 dan masih berstatus calon dosen tetap serta berencana meneruskan S2 tahun depan. Ia menyebutkan, saat ini jumlah dosen di fakultasnya berjumlah 24, tiga di antaranya sedang studi lanjut. “Dosen yang lulusan S1 merupakan dosen baru,” imbuh dia.(Harian Jogja/Switzy Sabandar)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya