SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Reuters)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Sebanyak 40 keluarga di bantaran Sungai Bengawan Solo Dukuh Daleman, RT 007/RW 006, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten membutuhkan bantuan paket sembako.

57 TKI dari Malaysia Asal Jateng Tiba di Semarang

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, mereka belum menerima bantuan melalui program pemerintah, seperti program sembako, Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan lain-lain. Bahkan hingga Minggu (17/5/2020), belum semua keluarga mendapat bantuan.

Ketua RT 007, Budi Hari Sutanto, menyampaikan sudah menempuh berbagai cara agar warganya mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun. Budi menyampaikan rata-rata warganya berstatus pekerja informal, seperti buruh di pabrik, pengamen, dan lain-lain.

Ekspedisi Mudik 2024

"Yang kerja di pabrik sudah dirumahkan sejak Maret. Saya minta diajukan kartu prakerja tetapi tidak ada yang lolos. Mulai April ada dampak lain. Yang buka usaha kecil enggak jalan. Mei ini sudah menganggur semua. THR dari perusahaan ditunda dan dicicil bahkan ada yang enggak dapat," kata Budi saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (16/5/2020).

Cegah Kerumunan, Satpol PP Wonogiri Rajin Patroli di Pusat Perbelanjaan

Dia mengutarakan keinginan warga mendapatkan bantuan paket sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dia menceritakan bantuan berupa takjil dari TNI/Polri sudah disalurkan kepada warganya. Budi mengaku mengajukan ke pemerintah desa agar warganya mendapat bantuan dari BLT Dana Desa. Sembari menunggu bantuan, mereka saling mengandalkan satu sama lain.

"Kami pinjam kepada yang masih punya. Ya seadanya dimakan. Yang BLT sudah koordinasi dengan pak bayan dan pak lurah. Tapi belum tahu bagaimana. Katanya ada program padat karya, bantuan sembako, BLT. Tapi mau mendekati lebaran belum ada bantuan yang turun. Ini tujuh warga sudah mendapat sembako dari pak bayan. Terima kasih banyak," ujar dia.

Butuh Bantuan Sembako

Bayan Banaran, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Guntoro, membenarkan kondisi yang dialami warga di bantaran Sungai Bengawan Solo itu. Dia menjelaskan bahwa 40 keluarga itu termasuk warga baru di wilayah Desa Ngringo.

Siap-Siap! Toserba Luwes Wonogiri Bakal Dibuka Lagi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, mereka warga yang pindah dari Kota Solo dan menempati wilayah itu. Tetapi, warga mengaku sudah mengantongi KTP Kabupaten Karanganyar. Guntoro menjelaskan bahwa mereka tidak termasuk calon penerima BST karena Kementerian Sosial menggunakan data lama. Sementara itu, pemerintah desa menyesuaikan alokasi dana untuk mengusulkan BLT Dana Desa.

"Warga Daleman termasuk orang baru. Data BST, KKS itu kan dari Kemensos. Data lama dan mereka belum masuk. Kami usahakan lewat BLT Dana Desa. Tetapi memang tidak bisa semua mendapatkan. Ada 178 RT di Desa Ngringo. BLT dialokasikan untuk 161 keluarga. Artinya ada yang tidak mendapat di sejumlah RT," ujar Guntoro saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (16/5/2020).

Merasa Dipelintir, Yuri Bantah Tak Umumkan Lagi Kasus Covid-19

Prioritas BLT Dana Desa diberikan kepada warga yang sakit menahun, kurang mampu, dan kriteria lain sesuai ketentuan. Guntoro mengklaim pemerintah desa sudah berupaya mendata calon penerima yang memenuhi syarat.

Di sisi lain, dia mendorong donatur membantu warga terdampak Covid-19. Dia mengakui bahwa Desa Ngringo padat penduduk. Seperti yang dia lakukan pada Sabtu pagi. Guntoro membagikan 50 paket sembako untuk warga terdampak Covid-19. Sejumlah penerima adalah warga di bantaran Sungai Bengawan Solo.

Ditanya perihal program padat karya, Guntoro menyampaikan warga Daleman diusulkan mendapat program tersebut. Tetapi program itu belum berjalan saat ini karena menunggu Dana Desa tahap dua cair. Selain itu pemerintah desa sedang mendata warga terdampak yang laik mendapatkan bantuan.

Penerima BST Klaten Berbondong-bondong Mengundurkan Diri, Ada Apa?

"Kalau ada pihak lain, donatur yang ingin membantu sembako, kami arahkan ke sana dan warga lain yang terdampak tetapi belum mendapat bantuan. Kami arahkan supaya merata. Program bantuan sosial pemerintah itu juga memiliki kendala di lapangan karena data yang digunakan Kemensos itu data lama. Yang dulu mungkin kurang mampu tetapi sekarang sudah mapan masih mendapat. Yang meninggal dunia dialihkan kepada ahli waris. Itu menjadi persoalan baru."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya