SOLOPOS.COM - Petugas Puskesmas Kebakkramat II mengecek rumah warga yang diduga meninggal akibat leptospirosis di Ngigoh RT 002/ RW 004, Alastuwo, Kebakkramat, Karanganyar Senin (3/2/2020). (Istimewa/ Puskesmas Kebakkramat II)

Solopos.com, KARANGANYAR - Sebanyak tujuh kasus serangan leptospirosis tercatat terjadi di Karangangayar pada awal tahun 2020 hingga Senin (3/2/2020). Adanya peningkatan kasus membuat Pemerintah Kabupaten Karanganyar mewaspadai penyebaran virus yang sudah memakan empat korban jiwa tersebut.

Sekretatis Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Fathkul Munir, mengatakan terjadi peningkatan kasus leptospirosis dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurutnya, kasus terbanyak terjadi pada 2020 ini lantaran hingga Februari pihaknya sudah menerima tujuh kasus dan empat di antaranya meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Persis Solo Akan Datangkan Eks Striker Timnas Asal Papua

“Puncaknya ada di 2020 ini. Karena sebelumnya paling hanya satu atau dua kasus saja yang kami temukan. Tapi tahun ini sudah ada tujuh laporan kasus yang masuk ke kami,” beber dia ketika ditemui wartawan.

Meski ada peningkatan jumlah kasus, namun Munir menyebut wabah leptospirosis masih belum dimasukan dalam kategori kasus luar biasa (KLB). Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk patuh melaksanakan program hidup sehat ketika melakukan aktivitas sehari-hari.

“Ini memang banyak tapi belum masuk ke KLB. Tapi harus tetap waspada. Terutama bagi yang profesinya berisiko seperti petani dan sopir karena kasus meninggal kemarin dialami warga yang berprofesi sebagai sopir. Kalau mau ke sawah sebisa mungkin pakai sepatu boots atau kalau ada luka dibungkus lukanya,” imbuh dia.

Mantap! Omzet Umbul Nilo dan Umbul Bunder Klaten Capai Rp200 Juta/Bulan

Sementara itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menjelaskan adanya wabah leptospirosis lantaran masyarakat yang tidak menerapkan pola hidup sehat. Sehingga, dia menganggap tidak perlu adanya penetapan status apapun.

“Ini hanya pola hidup bersih saja. Kebersihan lingkungan itu harus dijaga. Jangan sampai ada genangan air. Ini untuk mewaspadai kencing tikus ini yang menyebar lewat genangan air,” ujar dia.

Terpisah, Kepala Puskesmas Kebakkramat II, Patria Bayu, mengatakan pihaknya masih menelusuri kasus warga meninggal yang diduga karena leptospirosis di wilayah Kebakkramat. “Kami masih menelusuri untuk mendapatkan data valid. Takutnya kalau mencuat leptospirosis tapi ternyata bukan kan repot juga. Makanya kami perlu pembuktian dulu,” papar dia.

Belum Direlokasi, Belasan Pedagang Buka Lapak di Pasar Kebonagung Boyolali

Sebelumnya, tercatat ada tujuh kasus leptospirosis di Karanganyar yang tersebar di beberapa kecamatan. Empat orang yang meninggal berada di Tasikmadu, Gondangrejo, Colomadu, dan terduga di Kebakkramat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya