SOLOPOS.COM - Ilustrasi Panen Padi (Dok/JIBI)

Ilustrasi Panen Padi (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Panen Padi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, Klaten — Setelah empat tahun terserang hama, petani di Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Klaten akhirnya bisa panen padi.  Sebelumnya, petani di desa tersebut selalu gagal panen karen tanaman padi mereka diserang hama wereng dan tikus.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Desa (Kades) Sribit, Alibi, mengatakan tanaman padi di Sribit mulai dipanen akhir Oktober lalu. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 50% tanaman padi di Desa Sribit yang telah berhasil panen. Total, di desa tersebut ada sekitar 150 Hektar (Ha) sawah yang ditanami padi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Setelah empat tahun terakhir selalu gagal, akhirnya baru kali ini bisa panen,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di desa setempat, akhir pekan kemarin.

Dia mengungkapkan hama wereng telah menyerang tanaman padi di wilayahnya pada 2010 dan 2011. Kemudian, pada 2012 hingga sekarang, hama tikus gantian menyerang tanaman padi.  Kondisi itu menyebabkan hampir semua sawah di Desa Sribit dibiarkan bero tidak digarap petani setempat. Sebab, petani takut merugi jika nekat menanam tanaman padi. Oleh sebab itu, tidak sedikit petani yang beralih menanam tanaman palawija.

Kendati demikian, dia mengaku serangan hewan pengerat tersebut kini telah berkurang. Dia sendiri tidak begitu tahu kenapa hama tikus bisa tiba-tiba menghilang. “Saya juga tidak tahu kok tiba-tiba hilang, padahal petani di Sribit tidak pernah melakukan gropyokan.”

Sementara, Kasi Perlindungan Tanaman dan Rehabilitasi Lahan Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Iwan Kurniawan, mengatakan berkurangnya populasi hama tikus di Klaten berkat upaya pembasmian dan pemberantasan yang selama ini terus dilakukan.  “Upaya yang dilakukan seperti dengan gropyokan, racun tikus, hingga penggunaan trap barier system seperti perangkap bubu dan penggunaan fiber,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya.

Ia menguraikan , pada tengah bulan (TB) pertama Oktober, dari luas 12.613 Ha tanaman padi di Klaten, 239 Ha di antaranya diserang hama tikus. Dari luas 239 Ha tersebut, 19 Ha tanaman padi di antaranya mengalami puso, 196 Ha rusak ringan dan 24 Ha rusak sedang. Tanaman padi yang puso itu berada di Karanganom seluas 17 Ha dan Ngawen seluas 2 Ha. Sedangkan, kecamatan lain yang terkena serangan ringan dan sedang di antaranya ada di Polanharjo, Kebonarum, Trucuk, Wonosari, Tulung dan Klaten Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya