Solopos.com, SOLO — Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kota Solo kembali dilebur menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Dinas baru ini dipimpin oleh mantan Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo, Aryo Widyandoko.
Perubahan nomenklatur tersebut ditandai dengan pelantikan pejabat baru di lingkungan ASN Pemkot Solo, Senin (3/1/2022). Kedua bidang tersebut sebelumnya memang bergabung namun empat tahun terakhir dipecah dan berdiri sendiri-sendiri.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Kepala Disbudpar baru, Aryo Widyandoko, mengatakan tak ada perubahan signifikan yang bakal ia lakukan. Tugasnya yakni melanjutkan program yang sudah ada.
Baca Juga: Ini Perilaku Sopir Bus BST yang Bikin Dishub Solo Disomasi
Namun, ke depan untuk pengembangan kebudayaan dan pariwisata Solo, ia bakal menekankan keterlibatan serta peran serta masyarakat terutama kaum milenial. “Tahun ini kami mengutamakan keterlibatan peran serta masyarakat terutama kaum milenial,” ujarnya saat wawancara dengan Solopos.com, Rabu (5/1/2021).
Dalam hal seni budaya, ia ingin menghidupkan regenerasi dengan menggaet para milenial. Sejumlah event kebudayaan dan pariwisata bakal dibuat khusus untuk bisa menarik mereka. Tak hanya menikmati karya, namun jadi bagian dari pelaku.
Sementara untuk pengembangan wisata, ia menargetkan tetap konsisten tinggi minimal sama seperti sebelum pandemi Covid-19. Apalagi kasus Covid-19 sekarang ini sudah mulai landai.
Baca Juga: Berpotensi Langgar Aturan, Dishub Solo Evaluasi Mobil Listrik Wisata
Salah satu wisata baru andalan Solo yakni Wellness City dan Wellness Tourism atau Kota Kebugaran dan Wisata Kebugaran indonesia. Wisata bugar menyangkut kebugaran fisik, kebugaran mental, dan kebugaran jiwa.
Fasilitas Pendukung
Hal tersebut sangat dibutuhkan pada masa pandemi Covid-19 ini. Sejumlah fasilitas pendukung sudah tersedia. Sementara sebagian dalam proses pembangunan.
Di sisi lain, mengenai pelaksanaan event di Solo, tetap harus dengan izin Satgas Covid-19. Tak ada pengurangan event pada tahun ini. Justru ia bakal menambah beberapa agenda budaya untuk menggaet wisatawan.
Baca Juga: Harga Sembako Mahal Bikin Emak-Emak Soloraya Galau, Masak atau Beli?
Sebelumnya, pegiat seni yang juga direktur Solo International Performing Arts (SIPA) Community, Irawati Kusumorasri, memastikan tiga pentas tahunan mereka yakni Solo International Performing Arts (SIPA) dan International Mask Festival (IMF).
Pengalamannya sukses menggarap sejumlah pentas hybrid membuatnya optimistis menyongsong 2022. Ke depan seniman dituntut gampang beradaptasi dan terus berinovasi. Apalagi varian virus baru terus mengincar masyarakat sehingga semua pihak masih perlu waswas dengan pandemi.
“Era digital jadi era yang menyenangkan. Jadi medium baru untuk seniman bisa dikenal semakin luas. Tapi juga ada tantangannya. Yakni mereka harus selalu inovatif agar mudah diterima,” katanya.