SOLOPOS.COM - Seremonial hibah alat skrining stunting dari PT UBC Medical Indonesia kepada rumah sakit yang berada di bawah naungan Kementrian Kesehatan yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, dan RSUP Dr. Sardjito, di Jakarta, Sabtu (21/5/2022). (ANTARA/HO-Kemenkes).

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menempatkan alat skrining deteksi dini risiko stunting dan keterbelakangan mental pada bayi yang baru lahir di empat rumah sakit rujukan di Indonesia.

Sebanyak empat rumah sakit itu berada di bawah naungan Kemenkes, yakni RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Sardjito Jogja, dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Abdul Kadir, seperti dilansir Antara pada Minggu (22/5/2022), mengatakan alat skrining deteksi dini risiko stunting tersebut diharapkan dapat memperbesar kapasitas pemeriksaan masing-masing rumah sakit.

Target pemeriksaan mencapai 2.400 tes per hari. “Skrining ini bertujuan agar pengobatan dapat diberikan sejak dini sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan normal,” katanya.

Alat tersebut Genetic Screening Processor (GSP) dan DBS Puncher PerkinElmer. Kemenkes menerima hibah alat tersebut dari PT UBC Medical Indonesia pada Sabtu (21/5/2022).

Baca Juga : Canggih! Pencegahan Stunting di Wonogiri Bakal Gunakan Aplikasi

Seremonial hibah diselenggarakan bersamaan dengan rapat kerja Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan yang dihadiri seluruh perwakilan RS Pemerintah. Penyerahan dilakukan oleh Komisaris PT UBC Medical Indonesia, Nathan Tirtana, kepada direktur dari masing-masing RS tersebut.

Cara Kerja Alat

Alat GSP dan DBS Puncher PerkinElmer untuk skrining sindrom hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir untuk mencegah stunting dan keterbelakangan mental. Hipotiroid kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir.

Hipotiroid kongenital dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Hipotiroid kongenital dapat membuat anak mengalami keterbelakangan mental.

Baca Juga : Anda Warga Solo dan Akan Menikah? Cek Dulu Apakah Berisiko Stunting

Seiring dengan kebijakan pemerintah menurunkan angka stunting, kata Abdul Kadir, skrining hipotiroid kongenital pada tahun ini akan mulai diakses seluruh bayi baru lahir di Indonesia melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Skrining dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan di seluruh daerah.

Alat GSP dan DBS Puncher PerkinElmer digunakan untuk pemeriksaan kadar TSH dari sampel tetesan darah kering yang diambil dari bayi baru lahir.

Sampel itu dikirimkan ke pusat rujukan pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital. Saat ini ada di empat rumah sakit rujukan, yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Sardjito Jogja, dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Abdul Kadir mengatakan kadar TSH kurang dari 20 ?U/mL menunjukkan bahwa kadar TSH bayi normal. “Peningkatan kapasitas pemeriksaan ini sangat penting untuk dapat mencapai target skrining yang dicanangkan oleh pemerintah,” tutur dia.

Baca Juga : Bakal Dikembangankan Beras Antikerdil, Apakah Itu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya