SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Timnas Indonesia menutup perjalanan mereka di Piala AFF 2018 ini dengan bermain imbang tanpa gol melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (25/11/2018) malam WIB.

Riko Simanjuntak cs. mendulang empat poin dalam empat pertandingan selama putaran Grup B. Artinya, Indonesia hanya mengais rasio satu poin per pertandingan. Catatan itu bahkan lebih buruk ketimbang ketika Indonesia tiga kali terlempar pada fase grup pada turnamen sepak bola se-Asia Tenggara ini, masing-masing pada 2007, 2012, dan 2014.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Pada Piala AFF 2007, Indonesia finis di urutan ketiga dengan mengemas lima poin dalam tiga pertandingan alias rata-rata mencetak 1,6 poin per laga. Saat itu, Indonesia berada di grup yang sama dengan Singapura, Vietnam, dan Laos. 

Sementara pada Piala AFF 2012 dan Piala AFF 2014, Tim Garuda juga hanya mengoleksi empat poin. Cuma pada 2012 dan 2014, Indonesia bermain dalam tiga laga dalam fase grup atau rata-rata mengemas 1,3 poin per partai.

Laga melawan Filipina memang sudah tak memberi pengaruh bagi Indonesia yang sudah dipastikan tersingkir sejak beberapa waktu lalu. Namun Andik Vermansyah cs. terlihat berusaha menepati janji untuk bermain maksimal pada penampilan terakhir mereka di Piala AFF 2018. Tim yang diarsiteki Bima Sakti ini unggul dalam penguasaan bola. Berdasarkan statistik Lab Bola, Alberto “Beto” Goncalves cs., meraup 54% penguasaan bola, sementara Filipina hanya kebagian 46% dalam ballpossesion.

Pertandingan kontra Filipina bisa jadi sekaligus menjadi pertandingan perpisahan Bima Sakti. Sebab, mantan asisten pelatih Luis Milla itu hanya dikontrak selama gelaran Piala AFF. Desakan mundur kepada Ketua PSSI, Edy Rahmayadi, juga semakin santer terdengar seiring penampilan buruk Tim Garuda di Piala AFF. 

Edy dianggap tak becus memimpin federasi sepak bola di Tanah Air ini. Posisinya semakin dipermasalahkan karena dirinya merangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara. 

“Tadi memang sempat dibicarakan, kami tidak bisa menafikan [desakan mundur kepada Edy] saat ini. Karena PSSI dapat atensi negatif,” ujar anggota Exco PSSI, Gusti Randa, seusai rapat Exco PSSI di Hotel Sulta, Jakarta, seperti dikutip Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya