SOLOPOS.COM - Ilustrasi mendeteksi varian Omicron. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengonfirmasi empat pasien positif Covid-19 yang dirawat di Kota Bengawan tertular varian Omicron. Sebelumnya, DKK telah mengirim seratusan sampel pasien yang dirawat di rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 Solo.

Meskipun demikian, keempat pasien yang tertular Omicron ini bukan penduduk ber-KTP Solo dan sudah dinyatakan negatif. Hasil uji sampel whole genome sequence (WGS) dirilis Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah di Semarang, akhir pekan lalu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan persebaran varian itu terbukti sangat cepat, sehingga ia meminta masyarakat waspada. Terlebih, lonjakan kasus yang terjadi dalam sepekan terakhir cukup signifikan.

Baca Juga: Awas Omicron! Kasus Positif Covid-19 Aktif Solo Naik Jadi 119 Orang

Ekspedisi Mudik 2024

Data terakhir hingga Senin (7/2/2022), jumlah pasien konfirmasi positif Covid-19 aktif di Solo mencapai 567 orang. Padahal, pada Minggu jumlahnya masih 438 orang.

Dengan demikian ada tambahan 129 kasus dalam sehari. “Ya, dibandingkan lonjakan pada tahun lalu, memang lebih cepat saat ini. Empat sampel itu punya riwayat perjalanan ke Jakarta dan Bali,” kata Ning, sapaan akrabnya, saat dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Senin sore.

Pada sisi lain, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate/BOR di belasan RS rujukan semakin bertambah. Hingga Minggu (6/2/2022), dari 450 unit tempat tidur yang tersedia, sebanyak 31% di antaranya sudah terisi.

Bcaa Juga: Catat! 5 Gejala Omicron Terbaru dan Cara Pencegahannya

Melampaui Gelombang Delta

Perinciannya, sebanyak 57 dari 347 bed isolasi biasa telah terisi, sedangkan untuk bed ICU terisi 48 unit dari 103 bed yang tersedia. Sementara berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan, jumlah bed perawatan Covid-19 harus tersedia 834 unit.

Namun, berdasarkan pengalaman sebelumnya, kapasitas bed untuk pasien Covid-19 di Solo itu bisa dimaksimalkan menjadi 1.100 unit. “Omicron atau enggak obatnya sama. Tetapi, kita harus waspada. Artinya kasus akan meningkat tajam di Kota Solo. Harus siap. Karena Omicron sudah ada di sekitar kita. Yang penting kami siapkan faskes, nakes, oksigen, obatnya,” ucap Ning.

Pakar patologi klinik UNS Solo, Tonang Dwi Ardiyanto, menyebut per Minggu (6/2/2022), angka kasus harian dan rata-rata tujuh harian di Jakarta sudah melampaui gelombang Delta pada hari ke-37, dengan hitungan sejak 1 Juni 2021 untuk Delta dan 1 Januari 2022 untuk Omicron.

Baca Juga: Spesialis Patologi UNS Solo: 90% Virus Beredar Saat Ini Varian Omicron

Secara nasional juga sudah mendekati perkembangan waktu gelombang Delta. Jumlah yang harus dirawat di RS pada hari ke-37 Omicron, sudah sebanyak 163.468 orang sudah melampaui Delta yang berada di angka 101.325 orang.

“Perlu disiapkan antisipasi dan mitigasi bagi RS. Tapi untuk rata-rata angka kematian tujuh hari terakhir untuk Omicron adalah 30, masih jauh lebih rendah daripada Delta yang menembus 173 jiwa. Semoga angka kematian tetap terjaga rendah,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Solopos.com, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya