SOLOPOS.COM - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Solo, Tenny Setyoharini di kantornya, Kamis (7/3/2024) (Solopos.com/Ahmad Kurnia Sidik)

Solopos.com, SOLO–Penularan demam berdarah dengue terus terjadi di Kota Solo dari Januari hingga April tahun ini. Sebanyak 72 kasus telah ditemukan dan 4 orang di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Tenny Setyoharini, menjelaskan insiden rate mencapai 12,28 per 100.000 penduduk. Case fatality rate 5,5%.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kasus tahun lalu 99 kasus dan empat orang di antaranya meninggal dunia. Tahun ini kasusnya sudah mencapai 72. Kami semua harus waspada,” jelas dia ditemui wartawan di kantornya, Rabu (17/4/2024) siang.

Tenny mengatakan empat orang yang meninggal dunia tahun ini dari berbagai usia mulai dari belasan tahun sampai sekitar 50 tahun. Orang yang meninggal dunia akibat DBD sudah mengakses fasilitas layanan kesehatan dengan rawat jalan.

“Siklus penyakit demam berdarah sulit diprediksi, demam turun tapi sebenarnya itu harus diwaspadai. Mungkin itu yang tidak disadari orang tua,” jelas dia.

Menurut dia, proses penyakit DBD tergolong cepat dan tergantung daya tahan tubuh masing-masing orang. Pasien yang dicurigai terserang DBD dianjurkan menjalani rawat inap. Para orang tua biasanya melihat kondisi anaknya untuk memutuskan rawat inap atau jalan.

Dia mengatakan jumlah kasus DBD terbanyak di Kelurahan Kadipiro 13 kasus dan Kelurahan Mojosongo delapan kasus. Sedangkan kelurahan yang belum ditemukan kasus DBD tahun ini, adalah Panularan, Sriwedari, Kerten, Jayengan, Serengan, Kratonan, Danukusuman, Joyotakan, Gajahan, Kampung Baru, Sangkrah, Semanggi, Mojo, Sudiroprajan, Purwodiningratan, Kepatihan Wetan, Sewu, Manahan, Punggawan, Setabelan, Keprabon, Timuran, Ketelan, Banjarsari, dan Kelurahan Joglo.

Tenny mengatakan kesadaran masyarakat menjadi faktor kunci mencegah penularan DBD. Upaya pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk serta kesadaran akan gejala yang timbul dari infeksi virus dengue harus ditingkatkan untuk menekan risiko kematian.

Menurut dia, Pemkot Solo sudah melakukan fogging sebagai pencegahan DBD. Fogging dilakukan apabila ada kasus di suatu wilayah, house index lebih dari 5%, dan ada tambahan kasus.

Tanda-Tanda Dengue Shock Syndrome (DSS) menurut Kemenkes:

muntah terus-menerus
nyeri perut hebat
kaki dan tangan (akral) pucat,
dingin dan lembap
nadi melemah,
lesu, gelisah,
perdarahan,
jumlah urine menurun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya