SOLOPOS.COM - Ilustrasi kuliner ekstrem asal Gunungkidul (Pesona Indonesia)

Solopos.com, SOLO -- Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang kaya dengan aneka kuliner. Bahkan, beberapa di antaranya termasuk kuliner ekstrem.

Salah satu kuliner ekstrem di Gunungkidul yang terkenal adalah kelelawar bacem. Bahkan, di tengah maraknya virus corona, codot bacem di Gunungkidul tetap diburu pembeli.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kuliner Codot Bacem Khas Gunungkidul Laris Manis

Sebelum dimasak, kelelawar dikuliti terlebih dahulu sampai bulunya bersih. Setelah itu, kelelawar dicuci sampai bersih dan direbus sampai matang. Setelah itu, baru diberi minyak kelapa.

Selain codot bacem, Gunungkidul punya aneka kuliner ekstrem lainnya yang layak dicoba. Berikut berbagai kuliner ekstrem dari Gunungkidul sebagaimana dikutip dari laman Pesona Indonesia, Selasa (4/2/2020).

Belalang Goreng

Belalang goreng salah satu kuliner ekstrem terkenal di Gunungkidul. Rasanya gurih dan enak, mirip seperti udang. Meski esktrem, belalang goreng kaya protein yang baik untuk tubuh.

Tidak sulit menemukan belalang goreng di Gunungkidul. Di pinggir-pinggir jalan provinsi yang menghubungkan Kota Jogja dan Gunungkidul, banyak penjaja belakang goreng.

Harga 10 tusuk belalang biasanya dibenderol Rp15.000 hingga Rp35.000. Namun, saat belalang sulit ditemukan, harga 10 tusuk naik mencapai Rp50.000.

Ungkrung Trembesi

Ungkrung atau ulat pohon trembesi, termasuk kuliner ekstrem Gunungkidul. Masyarakat di Gunungkidul mengolah ungkrung atau ulat pohon trembesi menjadi makanan, dengan dioreng, dibacem, dan ditumis.

Ada juga yang menjadikannya serundeng dicampir dengan parutan kelapa. Ungkrung rasanya kenyal dan gurih tapi bila sudah jadi kepompong, teksturnya berubah menjadi lembek.

Seperti belalang, ungkrung trembesi kaya protein. Ungkrung ditemukan musiman, biasanya beberapa waktu setelah musim penghujan

Kepompong Daun Jati

Kuliner ekstrem lainnya di Gunungkidul adalah kepompong daun jati. Masyarakat setempat mengolah kepompong daun jati menjadi beragam makanan.

Ada kepompong daun jati goreng, ada kepompong daun jati pepes, dan ada kepompong daun jati tumis.

Ancaman Virus Corona Belum Kelar, Flu Babi Renggut 56 Nyawa di Taiwan

Harga jual kepompong daun jati per kilogramnya mulai dari Rp35.000 hingga Rp100.000. Harganya tergolong mahal, karena kepompong daun jati termasuk hewan musiman.

Kepompong daun jati ini kaya protein, mineral, vitamin, lemak, dan karbohidrat.

Puthul Goreng

Puthul merupakan kumbang yang menyerang tumbuhan di musim semi atau musim penghujan.

Lagi Hamil, Peserta CPNS 2019 Ini Kontraksi saat Tes SKD

Masyarakat Gunungkidul mengolahnya menjadi panganan dengan cara digoreng hingga kering.

Teksturnya keras tapi rasanya gurih dan kaya protein. Masyarakat di Gunungkidul biasanya menjadikan puthul gorengan cemilan saat ngopi.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya