SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembangunan TPS 3R di Kelurahan/Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri, Kamis (7/9/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri menyebut masih ada empat kecamatan di Wonogiri yang sama sekali belum terjamah layanan pengelolaan sampah oleh DLH. Empat kecamatan itu yakni Paranggupito, Batuwarno, Karangtengah, dan Manyaran.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri, Waris Kadarwanto, mengatakan ada beberapa kendala yang menyebabkan belum semua wilayah terlayani pengelolaan sampah dari DLH. Kendala itu antara lain jarak antarkecamatan yang jauh, minim anggaran, dan kekurangan sumber daya manusia (SDM).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Masih adanya kecamatan yang belum terjamah layanan pengelolaan sampah dari DLH itu turut menyumbang minimnya sampah yang tertangani. Andaipun di sejumlah kecamatan sudah terlayani, hal itu baru sebatas di pasar kecamatan.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional pada 2023, produksi sampah di Wonogiri mencapai 127.999 ton/tahun. Dari jumlah tersebut, sampah yang tertangani baru 19.178 ton/tahun atau 14,98%.

Capaian ini masih jauh dari target penanganan sampah hingga 70% dari total produksi sampah pada 2025. Akan tetapi, secara tahunan pengurangan sampah di Wonogiri sudah mencapai 38,91% atau sudah melebihi target sebesar 30% pada 2025.

Sebagai informasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menetapkan target pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah 70%dari total produksi sampah pada 2025

Pemkab Wonogiri sudah berupaya meningkatkan pengelolaan sampah tersebut. Misalnya dengan membangun tempat pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle (TPS 3R) di tiga lokasi di tiga kecamatan berbeda. Hal itu salah satunya agar sampah di wilayah perdesaan bisa tertangani sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap lingkungan.

“Khusus di kecamatan pusat Kabupaten Wonogiri, kami berencana membangun transfer depo sampah. Ini agar pengelolaan sampah di daerah perkotaan menjadi lebih efisien, sehingga semakin banyak sampah yang tertangani,” ungkap dia saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (18/4/2024).

Dia menjelaskan dengan transfer depo sampah ini, warga tidak akan lagi membuang sampah di TPS. Mereka bisa langsung membuang sampah di transfer depo. Sehingga nanti truk atau mobil pengangkut sampah sudah tidak lagi beroperasi mengangkut sampah dari TPS atau rumah-rumah warga.

Begitu juga, para kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola sampah tidak lagi harus membawa sampah dari warga ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Ngadirojo yang jaraknya cukup jauh. Mobil-mobil atau kendaraan roda tiga KSM hanya perlu membuang sampah di transfer depo.

Dengan begitu, biaya operasional mereka bisa ditekan. “Dalam transfer depo itu, nanti ada manajemen pemilahan sampah. Sampah organik, anorganik, dan sampah mana saja yang bisa didaur ulang yang masih bernilai ekonomi dipilah, dikelola warga,” ujar dia.

Dia menambahkan selama ini pengelolaan sampah di Wonogiri kerap terhambat biaya operasional tinggi. Dengan transfer depo itu, kelak diharapkan pengelolaan sampah di wilayah perkotaan bisa lebih maksimal.

”Transfer depo ini hanya butuh lahan seluas sekitar 200-an meter persegi. Kami rencananya buat dua di Kecamatan Wonogiri untuk tahun ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya