SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri peresmian pembukaan Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (Silatnas PPAD) tahun 2022 di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022). (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada empat hal yang menjadi fondasi pendongkrak daya saing Indonesia di mata dunia.

Empat fondasi pendongkrak daya saing Indonesia itu masing-masing infrastruktur, hilirisasi dan industrialisasi, serta digitalisasi.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Presiden menyatakan pemerintah telah berusaha memperkuat keempat fondasi tersebut, karena peta persaingan global tidak lagi tentang negara besar atau kaya mengalahkan negara kecil atau miskin.

“Ke depan bukan negara besar mengalahkan negara kecil, bukan negara kaya mengalahkan negara miskin, bukan. Pertarungannya, kompetisinya adalah negara cepat akan mengalahkan negara yang lambat dan untuk cepat itu dibutuhkan fondasi-fondasi inilah yang sedang kita kerjakan,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya dalam Silaturahmi Nasional Purnawirawan TNI Angkatan Darat (Silatnas PPAD) 2022 di Sentul, Kabupaten Bogor, Jumat (5/8/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Purnawirawan TNI Minta Uang Pensiun Naik, Presiden: Tak Ada Anggaran

Presiden menyampaikan aspek infrastruktur dampaknya tidak terasa instan melainkan lima sampai 10 tahun mendatang yang terlihat jelas dalam peta persaingan dengan negara-negara lain.

“Dalam tujuh tahun ini kita sudah bertambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan non tol, bandara baru 15, pelabuhan baru 18, bendungan baru 38, irigasi baru 1,1 juta hektare. Inilah fondasi kita untuk berkompetisi dengan negara-negara lain. Mungkin tidka bisa kita rasakan instan sekarang dan efeknya akan ke APBN,” ujarnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Baca Juga: Jokowi Hadiri Penutupan APG XI Solo 2022, 1.954 Personel Disiagakan

Dalam aspek hilirisasi dan industrialisasi, Presiden menyatakan kedua hal itu tidak berani dilakukan Indonesia untuk kurun waktu yang cukup panjang.

Presiden mengingatkan semenjak era VOC masih beroperasi di Hindia Belanda, ekspor selalu dilakukan dalam bentuk bahan mentah dan kerap melupakan untuk mempersiapkan fondasi industrialisasinya.

“Saya beri contoh nikel kita ekspor bertahun-tahun, nilainya 1,1 billion USD tahun 2014, kira-kira Rp15 triliun ekspor bahan mentah. Begitu kita stop 2017, ekspor di 2021 mencapai Rp300 triliun lebih. Dari Rp15 triliun melompat Rp300 triliun, itu baru satu komoditi,” ujarnya.

Digugat Uni Eropa

Presiden mengakui keputusan itu menimbulkan gugatan oleh Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) tapi Indonesia tidak gentar karenanya.

“Sampai sekarang gugatan belum selesai karena kita mengajukan alasan-alasan yang masuk akal, barang-barang kita sendiri, nikel-nikel kita sendiri,” katanya.

Presiden menyatakan langkah Uni Eropa itu tidak lepas bahwa karena industri baja mereka tidak mendapatkan pasokan bahan baku sehingga industri tersebut justru beralih ke Indonesia.

Baca Juga: Keris Presiden Jokowi akan Dikirab di Kota Solo, Warga Boleh Ikut

Dari industrialisasi tersebut Indonesia mendapatkan keuntungan berupa lompatan pajak sekira 20 kali lipat.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah tidak gentar dengan gugatan ke WTO dan melanjutkan penghentian ekspor mentah untuk timah, bauksit, dan tembaga.

“Tembaga stop, bauksit stop, ini yang akan berkontribusi untuk perekonomian kita dan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya,” ujar Presiden.

Berkenaan dengan fondasi digitalisasi, Presiden secara khusus mengarahkan agar pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) harus memiliki keberanian untuk masuk ke platform.

Baca Juga: Panglima TNI Ikuti Latihan Pendaratan Bersama Marinir TNI AL dan AS

“Ada 65,4 juta UMKM dan itu memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi kita 61 persen. Jangan lupakan yang kecil-kecil ini, sebab itu kita terus mendorong mereka masuk ke ekosistem digital ini, yang akan menjadi fondasi kuat ekonomi Indonesia,” katanya.

Presiden mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi itu harus dilakukan demi mengimbangi dengan produksi domestik bruto (PDB/GDP) Indonesia yang diproyeksikan mencapai peringkat ketujuh dunia pada 2030 dan keempat pada 2045.

“Akhirnya apa? Kalau pertumbuhan ekonomi dan GDP kita baik berkiraakn kita tiga kali lipat yang sekarang dari 1,1 sampai 1,2 triliun USD menjadi di atas 3, akhirnya APBN akan menggelembung lebih besar. Akhirnya apa? Porsi anggaran untuk gaji dan pensiunan juga akan lebih besar,” ujarnya.

Baca Juga: Closing Ceremony APG 2022 Dihadiri Jokowi, Solo Tanpa Pengalihan Arus



Silatnas PPAD 2022 dihadiri Wakil Presiden RI keenam Try Sutrisno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta Ketua UMUM PPAD Letnan Jenderal (Purn) Doni Monardo.

Hadir pula Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya