SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Harianjogja.com, SLEMAN—Hingga April 2014, sudah ada 236 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Kabupaten Sleman.

Sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi peningkatan jumlah kasus DBD, juru pemantau jentik (Jumantik) dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman melakukan pemantauan ke dua titik penyebaran, Jumat (9/5/2014).

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Jumantik dibagi dalam dua kelompok kerja operasional (Pokjanal). Kelompok pertama memantau di Dusun Bulu Plembangan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah. Selain tim dari Dinkes Sleman, Pokjanal DBD juga dibantu dari SKPD terkait, jajaran kepolisian dan TNI, serta perangkat desa dan kecamatan.

Pemantauan dilakukan pada puluhan bak mandi, penampungan air, pot bunga, tempat pemeliharaan burung dan bagian lingkungan rumah lainnya.

Hasilnya, dari 61 rumah yang dicermati, ditemukan 11 titik yang positif menjadi tempat perkembangan jentik nyamuk. Beberapa titik tersebut berada di kaleng, pot bekas dan di sebuah dispenser.

Nyamuk aedes aegypti penyebab DBD sebenarnya lebih menyukai tempat air bersih. “Dispenser itu kan ada tandon airnya. Itu bisa dipakai nyamuk untuk bertelur. Pernah juga ditemukan jentik di belakang lemari es,” papar Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini, Jumat.

Kelompok kedua memantau di Dusun Sambilegi Kidul, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok. Dari 69 rumah yang dijadikan sampel, ditemukan 20 titik positif jentik nyamuk. Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, persentase angka bebas jentik (ABJ) di Bulu Plembangan adalah 81,96%, sementara di Sambilegi Kidul hanya 71%. Keduanya berada di bawah standar normal ABJ, yaitu  95%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya