SOLOPOS.COM - Warga membongkar bangunan rumahnya yang terdampak Proyek Nasional Jalur Ganda Solo-Semarang Fase 1 Solo Balapan-Kadipiro atau proyek rel layang Joglo di bantaran rel kereta api (KA), Nusukan, Banjarsari, Solo, Rabu (24/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pembebasan lahan untuk pembangunan rel layang Joglo di Kecamatan Banjarsari, Solo, hingga kini, empat bulan lebih sejak groundbreaking, belum juga kelar.

Groundbreaking rel layang tersebut dilakukan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pada 8 Januari 2022 lalu. Camat Banjarsari, Beni Supartono, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (27/5/2022), mengungkapkan ada beberapa hal yang menghambat proses pembebasan lahan tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satunya, masih ada warga yang keberatan terkait pembebasan lahan. “Ini hasil dari undangan kemarin dengan BPN [Badan Pertanahan Nasional], ada beberapa keberatan warga Nusukan. BPN mengundang kami untuk review keberatan warga atas pengukuran dan appraisal,” ujarnya.

Secara detail, Beni menyebut ada tujuh rumah warga terdampak rel layang Joglo, Solo, yang masih menjadi sengketa karena hanya dibebaskan sebagian. Sementara sisa lahan tidak memungkinkan untuk dibangun hunian setelah pembebasan lahan untuk rel layang Joglo.

Warga tersebut meminta seluruh lahan mereka dibebaskan saja. “Ada juga 10 warga yang beton atasnya tidak dihitung. Kemarin pas pertemuan sudah diutarakan, lalu akan ditindaklanjuti,” ujarnya.

Baca Juga: Kena Rel Layang Joglo Solo, Warga Bonorejo Tak Tahu Mau Pindah Ke Mana

Beni menjelaskan sesuai arahan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, pembebasan lahan untuk rel layang Joglo di daerah Banjarsari sudah rampung pada awal Juni 2022.

Prioritas Sisi Selatan Rel

Pembebasan lahan itu terutama untuk lahan di sisi selatan rel. “Ada tiga kelurahan yang terkena pembangunan rel, yakni Nusukan, Gilingan, dan Banjarsari,” tambah pria berusia 36 tahun ini.

Sementara itu, pejabat pembuat komitmen untuk kegiatan pengadaan tanah Balai Teknik Perekeretaapian wilayah Jawa bagia tengah, Bayu Nur Kholis, mengatakan masih menunggu pembebasan lahan untuk rel layang Joglo itu oleh ATR BPN.

“Pengadaan tanah untuk Kelurahan Gilingan dan Nusukan serta Banjarsari sudah memasuki tahapan appraisal. Nanti akan diidentifikasi dan diverifikasi untuk Kadipiro dan Banjarsari,” ujarnya.

Baca Juga: Kurang Sosialisasi, Warga Terdampak Rel Layang Joglo Solo Masih Bingung

Sementara itu, warga terdampak pembebasan lahan untuk proyek rel layang Joglo, Solo, mengakui ada yang keberatan karena harga ganti rugi yang diberikan belum sesuai dengan kondisi riil. Warga menunggu pengukuran ulang oleh petugas ATR/BPN Kota Solo.

Selain itu warga juga mengeluhkan sosialisasi yang terlambat. Sunarti, salah satu warga di Kelurahan Nusukan menyebut lahannya mestinya dihargai lebih baik. Selain itu beberapa lahan juga hanya diambil separuh, sehingga warga tidak mendapatkan ganti rugi yang utuh.

Masa Sanggah

“Sebenarnya kami tidak aneh-aneh untuk harga, tapi kami sudah lama di sini, dan beberapa ada yang bekerja juga di sini sejak lama, wiraswasta. Jadi mestinya juga dipikirkan mengenai aspek itu,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Jumat (27/5/2022).

Selain itu, lanjut Sunarti, warga juga meminta pembebasan lahan untuk rel layang Joglo itu tidak nanggung. Menurutnya, ada warga lahannya hanya dibebaskan sebagian. “Kasihan ada warga yang hanya diambil lahan bagian samping rumahnya, kan tanggung, mestinya diambil seluruhnya,” ujarnya.

Baca Juga: Rel Layang Joglo Dibangun, Jalan Kampung Siap-Siap Jadi Pengalihan Arus

Hal senada diungkapkan Ketua RT 001 Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Andi Sunanto. Menurutnya saat ini warga sedang memasuki masa sanggah terkait pembebasan lahan untuk rel layang tersebut. Ada warga yang masih menolak kesepakatan untuk pembebasan lahan mereka.

Sesuai jadwal dan tahapan, pembangunan rel layang (elevatde rail) simpang Joglo, Solo, ini ditarget selesai pada 2024. Pembangunan rel layang akan diawali dengan bentangan baja mulai dari Gilingan dengan bentang paling panjang 134 meter.

Nantinya juga digunakan struktur lengkungan baja berdesain ikonik Kota Solo. Pembangunan fase pertama menelan dana sekitar Rp980 miliar sepanjang 1,3 kilometer dari Gilingan sampai sebelum Stasiun Kadipiro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya