SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, WONOGIRI&mdash;</strong>Sebanyak 38 dari 45 legislator periode 2014-2019 kembali <em>nyaleg</em> sebagai anggota <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180806/495/932396/usulan-relokasi-korban-longsor-tirtomoyo-wonogiri-dicoret" title="Usulan Relokasi Korban Longsor Tirtomoyo Wonogiri Dicoret">DPRD Wonogiri</a> pada Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2019.</p><p>Para petahana akan bersaing dengan 415 calon anggota legislatif (caleg) yang merupakan wajah baru.</p><p>Pengamat Politik <a href="http://news.solopos.com/read/20180730/496/930925/selamat-uns-solo-masuk-3-besar-universitas-terbaik-indonesia" title="Selamat! UNS Solo Masuk 3 Besar Universitas Terbaik Indonesia">Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo</a>, Didik G. Suharto, kepada <em>Solopos.com</em>, Senin (13/8/2018), mengingatkan meskipun petahana punya peluang yang lebih besar untuk duduk kembali di kursi parlemen, namun tak menutup kemungkinan jatah mereka bakal direbut pemain baru.</p><p>Tingkat keterpilihan tidak hanya dipengaruhi faktor petahana, tetapi ada faktor lain. Seperti popularitas, track record atau rekam jejak, basis massa, dan pendekatan kampanye.</p><p>Setiap pemilihan umum (pemilu), baik Pileg atau sejenisnya, kata Didik, petahana cenderung kembali berlaga selama masih diperbolehkan aturan. Mereka menganggap mempunyai peluang besar.</p><p>Namun, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu berpendapat anggapan itu tak berkorelasi, karena petahana belum tentu mencapai hasil seperti pemilu sebelumnya. Sebaliknya, pemain baru tetap memiliki kans besar jika punya basis massa besar.</p><p>Faktor basis massa menjadi dominan. Orang baru bisa menjadi legislator jika memiliki basis massa yang besar. Dalam konteks Pileg tingkat kabupaten/kota, biasanya orang yang memenuhi kriteria itu adalah kepala desa (kades), tokoh masyarakat, atau tokoh agama.</p><p>&ldquo;Dalam kaitan ini petahana memang diuntungkan, karena sudah memiliki jaringan. Berbeda halnya jika <em>track record</em> petahana dinilai jelek,&rdquo; kata Didik melalui sambungan telepon.</p><p><strong>Masukan Masyarakat</strong></p><p>Berdasarkan data yang diterima <em>Solopos.com</em>, 38 caleg petahana berasal dari PDIP sebanyak 12 orang (dari total 13 orang legislator), Golkar 8 orang (dari total 10 legislator), Gerindra 4 orang, Nasdem 1 orang, PKS 5 orang, PPP 1 orang (dari total 2 legislator), Demokrat 4 orang, dan PAN 3 orang (dari total 4 legislator).</p><p>Sejumlah petahana berusaha &ldquo;naik&rdquo; dengan nyaleg sebagai anggota DPRD Jawa Tengah, seperti Zainuddin dari <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180427/495/913157/dianggap-diskreditkan-pdip-dokter-wonogiri-dilaporkan-ke-polisi" title="Dianggap Diskreditkan PDIP, Dokter Wonogiri Dilaporkan ke Polisi">PDIP,</a> Bondan Sejiwan Boma Aji dari Golkar, dan Sunarmin dari PAN.</p><p>Nama-nama tersebut sudah masuk dalam daftar calon sementara (DCS) yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri, Minggu (12/8/2018). Masyarakat diminta memberikan masukan terkait DCS tersebut.</p><p>Ketua KPU Wonogiri, Mat Nawir, menyampaikan masyarakat dapat menanggapi atau memberi masukan kepada KPU atas caleg-caleg yang diumumkan. Masukan dapat disampaikan secara langsung ke kantor KPU, surat, atau telepon. KPU akan merahasiakan identitas informan.</p><p>&ldquo;Pileg 2014 lalu ada sejumlah masukan. Satu di antaranya soal adanya satu caleg perempuan yang menggunakan ijazah fiktif. Setelah terbongkar, caleg bersangkutan mengundurkan diri,&rdquo; kata Nawir.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya