SOLOPOS.COM - Logo Pemkot Jogja (JIBI/Harian Jogja/dok)

Logo Pemkot Jogja (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA—Dari sekitar 134 asset bangunan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja, baru 97 bangunan yang digunakan. Artinya, terdapat 37 bangunan yang nganggur dan tidak dioptimalkan oleh Pemkot.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Dari jumlah tersebut, menurut Ketua Komisi C DPRD Kota Jogja Zuhrif Hudaya, sebagian besar merupakan bangunan bekas sekolah dasar (SD) yang terkena kebijakan grouping. Misalnya, bekas SD Karangmiri (Umbulharjo), SD Serangan (Ngampilan) dan SD Glagahsari (Umbulharjo).

Selain bekas sekolah, lanjut dia, ada juga bangunan bekas Rumah Dinas (Rumdin) Kementrian Penerangan yang sudah diserahkan ke Pemkot. “Masih banyak asset milik Pemkot yang belum dioptimalkan. Sebagian besar bekas sekolah SD, tapi juga nganggur, tidak digunakan,” jelas Zuhrif, Selasa (16/10/2012).

Penyebab banyaknya bangunan bekas SD yang nganggur itu, sambung politisi PKS tersebut, akibat kebijakan pemerintah yang meng-grouping sekolah. Dengan alasan, kekurangan siswa. Dewan sendiri, ungkap dia, sebenarnya sudah lama meminta agar pihak eksekutif mendata dan mengoptimalkan asset Pemkot yang nganggur tersebut.

Sementara, Kepala Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) Jogja, Hari Setya Wacana mengakui, ada beberapa bangunan milik Pemkot yang belum optimal digunakan. Hari hanya menyebut tiga contoh bangunan yang penggunaannya akan dioptimalkan oleh Pemkot.

Misalnya, kata Hari, Sub Terminal di Rejowinangun, Umbulharjo, akan disulap menjadi gudang logistik bencana. Sebelumnya, Sub Terminal tersebut dimanfaatkan oleh Dinas Ketertiban (Dintib) Jogja untuk lokasi penyimpanan barang-barang sitaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya