SOLOPOS.COM - Kepala Dispermasdesdukcapil Provinsi Jawa Tengah, Sugeng Riyanto, memberikan keterangan kepada wartawan dalam kunjungannya di Kantor Desa Candi, Ampel, Boyolali, Kamis (22/4/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI -- Muncul klaster piknik yang mengakibatkan 36 orang positif Covid-19 di Desa Candi, Kecamatan Ampel, Boyolali, kini menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Masyarakat diimbau tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan.

Untuk mengetahui kondisi lapangan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispermasdesdukcapil) Provinsi Jawa Tengah, Sugeng Riyanto, mengunjungi langsung Kantor Desa Candi, Kamis (22/4/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Ternyata dari masyarakat yang mengabaikan tentang beberapa hal yang sudah diarahkan pemerintah membawa dampak buruk. Ini terjadi di Dusun Gondang, Desa Candi, yang berawal dari piknik. Berarti kalau piknik itu ada kerumunan. Ia tidak tahu apakah orang di sampingnya itu sehat atau tidak," katanya kepada wartawan di sela kunjungannya, Kamis.

Baca Juga: Pulang Dari Piknik, 35 Warga Boyolali Positif Covid-19

Ekspedisi Mudik 2024

Dampak dari klaster piknik itu ada 36 warga Candi, Boyolali, yang terpapar Covid-19. Terkait penanganan klaster tersebut, Sugeng membenarkan langkah yang telah diambil pemerintah desa dan kecamatan untuk menerapkan pembatasan wilayah atau lockdown.

"Kami benarkan, yaitu sudah melakukan lockdown. PPKM [Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat] sudah dilaksanakan, zona merah untuk [daerah] yang [memiliki kasus] di atas lima langsung diterapkan," lanjutnya.

Ia berharap untuk selanjutnya semua masyarakat bisa mematuhi arahan dari pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan. Termasuk menghindari kerumunan.

Baca Juga: Muncul Klaster Piknik di Ampel Boyolali, Sekolah dan Tempat Ibadah Ditutup Sementara

Zona RT

"Di Boyolali, sampai sampai saat ini kami jumpai zona oranye ada delapan [RT], zona merah ada dua. Total Jateng per tadi malam, zona merah total 13 [RT]. Zona oranye ada 202. Kontribusi dari Boyolali ada dua, dan itu diborong dari dusun Gondang, Desa Candi, ini. Jadi tidak main-main. Hindari dulu kerumunan karena dampaknya seperti ini," tegasnya.

Selain klaster piknik Boyolali, Sugeng juga akan memantau kondisi Klaten, yang mana juga ada persebaran Covid-19 cukup banyak. "Klaten juga sama, yaitu gara-gara kegiatan gowes, puluhan orang terpapar akibat kerumunan massa," lanjutnya.

Sementara itu Kepala Desa Candi, Ampel, Warsito, mengatakan klaster piknik di Dusun Gondang muncul di tiga RT. "Dari RT 001 yang terpapar tiga orang. RT 002 ada 17 orang, RT 003 sisanya [dari 36 kasus]," katanya.

Baca Juga: 36 Warga Boyolali Terpapar Covid-19 di Bus Pariwisata

Hingga Kamis, kegiatan warga di Gondang masih dibatasi. Masjid, sekolah dan gereja masih ditutup untuk umum. Warga yang terpapar Covid-19, selain yang dirawat di rumah sakit, semua menjalani isolasi mandiri.

Untuk membantu warga yang positif Covid-19 dari klaster piknik di Gondang, Candi, Ampel, Boyolali, ada suplai makanan. "Bantuan sudah ada dari Dinsos dan Polres. Tetangga juga aktif [membantu]," lanjutnya.

Selain klaster piknik, Warsito mengatakan di Desa Candi juga muncul klaster keluarga sebanyak empat kasus. Meski warga yang terpapar tersebut berjualan soto. Namun ia memastikan kasusnya hanya di lingkup keluarga. Klaster tersebut muncul di Dusun Semampir, Desa Candi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya