SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MAGETAN — Sekitar 3.500 jiwa di dua desa di Kabupaten Magetan yakni Desa Kuwon, Kecamatan Karas, dan Desa Sayutan, Kecamatan Parang, menggantungkan kebutuhan air pada dropping air bersih bantuan dari pemerintah.

Hampir tiga bulan masyarakat di dua desa itu mengalami krisis air bersih karena terdampak musim kemarau.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Fery Yoga Saputra, mengatakan jumlah jiwa terdampak kekeringan di Sayutan sebanyak 1.500 jiwa dan di Desa Kuwon 2.000 jiwa.

“Saat ini kekeringan di Magetan meluas di satu dusun di Desa Kuwon. Saat Agustus lalu jumlah warga yang terdampak sekitar 3.000 jiwa, untuk saat ini naik menjadi 3.500 jiwa yang terdampak,” jelas Fery Yoga Saputra saat dihubungi Madiunpos.com, Senin (15/10/2018).

Dia menuturkan masyarakat yang ada di dua desa tersebut selama musim kemarau ini mengandalkan bantuan air bersih dari BPBD. Air bersih yang dikirim pun digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti memasak, minum, MCK, dan untuk memberi minum ternak.

Sumber air di dua desa tersebut selama musim kemarau ini bisa dikatakan habis. Karena air yang keluar sangat sedikit padahal kebutuhan air masyarakat sangat banyak.

“Kalau di Desa Kuwon, warga menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan aliran pertanian. Sehingga untuk kebutuhan sehari-hari mereka lebih mengandalkan dropping air dari BPBD,” jelas Fery Yoga Saputra.

Lebih lanjut, dalam kondisi seperti ini BPBD kemudian menambah dropping air bersih. Dari awalnya tiga hari sekali menjadi dua hari sekali. Untuk Desa Sayutan satu kali dropping air bersih ada 12.000 liter. Sedangkan di Desa Kuwon satu kali dropping air antara 18.000 liter sampai 24.000 liter.

Fery menyampaikan selama musim kemarau BPBD Magetan telah men-dropping air bersih mencapai 100 tangki atau sekitar 600.000 liter. Dropping air  dipastikan akan bertambah karena sampai saat ini hujan belum turun. Artinya, masyarakat masih bergantung pada dropping air bersih dari pemerintah.

“Apalagi ada prediksi dari BMKG musim kemarau tahun ini akan lebih panjang yaitu sampai November. Kalau kami berharap semoga cepat turun hujan supaya masyarakat tidak kesulitan mencari air bersih,” jelas dia. 

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya