SOLOPOS.COM - Yulianto Prabowo (Dok. SOLOPOS)

Yulianto Prabowo (Dok. SOLOPOS)

Boyolali (Solopos.com)–Sebanyak 35% warga Boyolali belum mendapat jaminan kesehatan apapun. Jumlah ini adalah warga yang banyak bekerja di sektor informal seperti petani, serabutan dan buruh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Disinyalir, kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengantipasi di bidang kesehatan menjadi penyebab belim terkavernya mereka ke dalam jaminan kesehatan.

“Mereka yang belum terkaver banyak bekerja di sektor informal. Selain itu, kesadaran mereka terhadap kesehatan kurang,” papar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Yulianto Prabowo kepada wartawan akhir pekan lalu.

Yulianto menambahkan sebanyak 35% itu dari jumlah penduduk Boyolali yang mencapai 1 juta jiwa.

Sementara itu, sejumlah 65% lainnya telah terkaver dalam sejumlah jaminan kesehatan. Di antaranya, Askes, Jamkesmas, Jamkesda dan Jamsostek. Dijelaskan dia, masyarakat diminta pro aktif untuk mengantipasi terhadap kesehatannya.

Sebab, melalui berbagai jaminan kesehatan itu masyarakat dibantu terutama dari segi pendanaan. Misalkan saja Askes untuk para pegawai negeri sipil (PNS), Jamsostek bagi pegawai swasta.

Selain itu, bagi warga kurang mampu bisa mendapat keringan dengan Jamkesda maupun Jamsostek. Dinkes menargetkan selesai tahun 2015 terkait program jaminan kesehatan semesta.

(rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya