SOLOPOS.COM - Ratusan ekor tikus yang mati tertembak di area persawahan di Desa Sribit, Sidoharjo, Sragen, dikumpulkan untuk dikubur, Selasa (17/11/2020). (Istimewa/Polsek Sidoharjo)

Solopos.com, SRAGEN – Banyaknya korban meninggal dunia sia-sia karena jebakan tikus yang teraliri listrik membuat Pemerintah Desa (Pemdes) Sribit mengambil tindakan tegas. Selain membongkar semua jebakan tikus yang terpasang di area persawahan, Pemdes Sribit bekerja sama dengan sejumlah pihak juga menggalakkan kegiatan geropyokan tikus.

Terakhir, geropyokan tikus itu diselenggarakan pada Senin (16/11/2020) malam. Geropyokan itu diikuti berbagai lembaga seperti Polsek Sidoharjo, Koramil 04/Sidoharjo, Pemerintah Kecamatan Sidoharjo, perangkat Desa Sribit, Pasukan Kebon Jati (PKJ), kelompok tani, babinsa, babinkamtibmas dan komunitas Hunter X Hunter Sragen yang berjumlah sekitar 30 orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tim bergerak menuju area persawahan mulai pukul 19.30 WIB. Mereka berburu tikus dengan menggunakan senapan angin.

Wih Ada Bilik Asmara di Pengungsian Merapi Magelang, Ini Fasilitasnya

Sebagian senapan angin itu dibekali infrared untuk membidik sasaran di tempat gelap dan sebagian memakai senter. Hanya dalam waktu 3,5 jam, sekitar 500 ekor tikus berhasil ditembak mati.

“Hasilnya sangat memuaskan. Tim bekerja mulai pukul 19.30 WIB hingga pukul 23.00 WIB,” ujar Kepala Desa Sribit, Sutaryo, kepada Solopos.com, Selasa (17/11/2020).

Ini adalah kali kedua geropyokan tikus digelar di area persawahan di Desa Sribit setelah semua jebakan tikus dibersihkan. Pada gerakan pertama, Pemdes Sribit hanya mengandalkan emposan gas belerang untuk membasmi tikus.

Gas belerang itu dimasukkan dalam lubang tikus setelah lubang lainnya ditutup. Emposan belerang itu mampu membunuh sekitar 150 ekor tikus. Jumlah itu masih bisa bertambah mengingat sebagian tikus mati keracunan belerang di dalam lubang tanah.

Gibran & Bagyo Ngobrol Brand Solo the Spirit of Java, Mau Dibawa ke Mana?

Rencananya, kegiatan geropyokan tikus itu akan digelar kembali di Desa Sribit dalam waktu dekat. Dengan rutin menyelenggarakan geropyokan, diharapkan populasi tikus di area persawahan menurun sehingga petani tidak perlu lagi memasang jebakan listrik.

“Bila ada petani yang memasang perangkap tikus dengan aliran listrik maka akan kami tindak tegas. Selama ini jebakan tikus yang teraliri listrik itu sudah banyak makan korban jiwa. Sebagai solusi, pemberantasan hama tikus bisa dilakukan dengan tiga hal yakni memelihara burung hantu, geropyokan dengan emposan belerang dan ditembak dengan senapan angin,” jelas Kapolsek Sidoharjo, AKP Agung Ari Purnowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya