SOLOPOS.COM - Lahan pertanian di Desa Kecik, Tanon, Sragen, Jawa Tengah, yang ludes diserang hama tikus. (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Sekitar 342 hektare lahan pertanian yang ditanami padi di Sragen, Jawa Tengah, diserang hama tikus. Hal itu terungkap berdasarkan data Dinas Pertanian Sragen sepanjang 2019 di 13 kecamatan.

Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) di Sragen, Paiman, mencatat Kecamatan Gondang paling banyak terdampak serangan tikus, yakni mencapai 80 hektare lahan. Wilayah kedua terdampak hama tikus di Sragen adalah Tanon dengan total 72 hektare lahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Serangan itu masuk kategori ringan. Pada serangan awal ada 69 hektare dan ada tambahan pada awal Desember sampai sekarang sebanyak 273 hektare. Untuk upaya pengendalian sudah dilakukan di 444 hektare sawah,” ujarnya kepada Solopos.com, Sabtu (14/12/2019).

Mengetahui hal tersebut, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, meminta Dinas Pertanian mengadakan gropyokan tikus.

“Bu Eka! Gropyokan lagi segera ya! Pekan depan mungkin, coba dipikirkan. Nanti satu ekor tikus kita beli dengan harga Rp2.000/ekor,” katanya kepada Kepala Dinas Pertanian Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, saat bertemu warga Kecik, Kecamatan Tanon.

Perintah itu spontan disampaikan mengingat adanya keluhan warga tentang serangan tikus yang mengganas di Sragen. Berdasarkan catatan petugas POPT Dinas Pertanian, awalnya sekitar 50 sektare sawah di Tanon dilaporkan terdampak hama tikus. Selanjutnya ada laporan tambahan 22 hektare sawah terdampak hama tikus.

Petugas POPT Dinas Pertanian (Distan) Sragen, Paiman, sudah menyiapkan obat-obatan seperti petrokum dan obat-obatan lainnya. Ia mendapat bantuan dari Laboratorium Hama dan Penyakit Palur, Karanganyar, berupa 20 dus obat tikus merek Ragon dan basmikus sebanyak 600 batang. Semua obat-obatan pembasmi tikus itu disiapkan untuk gropyokan bersama Bupati dalam waktu dekat.

Bupati Yuni memerintahkan Distan Srageb menggadakan gerakan pembasmian hama tikus karena sudah banyak inisiasi pemerintah desa (pemdes) yang membeli tikus hasil buruan senilai Rp1.000/ekor. Yuni berencana meningkatkan nilai tawar hasil tangkapan hama tikus dari Rp1.000/ekor menjadi Rp2.000/ekor pada pembasmian selanjutnya.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Dukuh Sambirejo, Kecik, Tanon, Suwandi, setuju dengan rencana gropyokan yang direncanakan Bupati Sragen. Dia mengatakan selama ini petani memasang jebakan listrik untuk membasmi tikus. Dalam semalam jebakan listrik itu bisa mendapatkan 100 ekor tikus.

“Pemasangan jebakan listrik itu harus ditunggu karena berisiko. Selain itu, petani juga memasang pagar plastik disawah dan jaga malam di sawah untuk mencari tikus,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya