SOLOPOS.COM - Warga mengikuti musyawarah bentuk ganti kerugian di kantor Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Kamis (7/4/2022). Di desa tersebut ada 48 bidang lahan terdampak tol. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja terus bergulir. Sampai hari ini sudah ada 31 desa di Kabupaten Klaten yang telah menyelesaikan maupun sedang proses  pembayaran uang ganti rugi (UGR).

Sebanyak 31 desa itu tersebar di Kecamatan Polanharjo, Delanggu, Karanganom, Ceper, Ngawen, Kebonarum, serta Jogonalan. Sementara, total desa yang bakal terdampak sebanyak 50 desa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara, 50 desa yag dilintasi pembangunan jalan tol Solo-Jogja tersebar di 11 kecamatan. Pembayaran UGR kali terakhir di wilayah Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Selasa (12/7/2022).

Kasi Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono, mengatakan nilai total UGR yang sudah dibayarkan di 31 desa itu sekitar Rp1,7 triliun. Jumlah bidang lahan yang sudah dibebaskan sebanyak 1.938 bidang.

Baca juga: Jalan Tol Solo-Jogja Bakal Ada Jalur Sepeda, Ini Konsep dan Gambarannya

Jumlah total bidang lahan yang diterjang pembangunan jalan tol Solo-Jogja di wilayah Klaten sebanyak 3.961 bidang. Lahan tersebut tersebar di 50 desa yang berada di 11 kecamatan.

“Untuk pengadaan tanah tahun ini insyaallah selesai. Tinggal nanti untuk pengadaan fisik,” kata Sulistiyono saat ditemui di kantor Desa Granting, Selasa.

Sementara itu, PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) selaku badan usaha pengelola jalan tol Solo-Jogja-YIA Kulonprogo menargetkan pembangunan jalan tol Solo-Jogja seksi 1 dari Kartasura-Purwomartani rampung akhir 2023. Saat ini, proyek fisik sudah memasuki wilayah Kecamatan Ngawen, Klaten.

Salah satu warga penerima UGR tol di Desa Granting, Jumakir, mengatakan total luas lahan miliknya yang dibebaskan untuk pembangunan jalan tol sekitar 2.540 meter persegi. Lahan terdampak tersebut berupa sawah.

Nilai total UGR yang dia terima Rp2,4 miliar. Sebagian dana itu bakal digunakan untuk mengembangkan Pondok Pesantren (Ponpes) yang dia kembangkan selama beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Segini Dana untuk Bayar UGR Tol Solo-Jogja

Terkait nilai UGR yang dibayarkan, Jumakir menilai lebih tinggi dibandingkan harga tanah berupa sawah pada umumnya di wilayah Granting.

Dia menjelaskan harga sawah di wilayah Granting rata-rata per meter persegi Rp350.000-Rp400.000. Sementara, nilai UGR sawah terdampak tol rata-rata Rp900.000 per meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya