SOLOPOS.COM - Seniman tari dari sanggar tari Lung Gumelar membawakan tari Hanggelar dalam Gelar Budaya 12 Jam Sleman Menari di halaman Food Court Denggung, Tridadi, Denggung, Sleman, Minggu (25/2/2018). (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kegiatan tersebut digelar dalam rangka Grand Opening Food Court Denggung

Harianjogja.com, SLEMAN-Sebanyak 300 penari dari 65 sanggar tari di DIY dan Jawa Tengah meramaikan Gelar Budaya 12 Jam Sleman Menari, Minggu (25/2/2018). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka Grand Opening Food Court Denggung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Panitia Penyelenggara Kegiatan P Nella Adhyas W mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya dan tradisi khususnya seni tari. “Kegiatan ini untuk memberi ruang berekspresi bagi para sanggar tari baik di DIY maupun Jawa Tengah. Satu kelompok terdiri dari lima hingga enam orang. Rata-rata pelajar,” katanya di Jalan Magelang Km 9,5 Tridadi, Sleman.

Selain itu, kegiatan tersebut bertujuan agar para penari tidak hanya mengetahui gerak tari yang diperagakan tetapi juga memahami sejarah siapa pencipta tari yang ditampilkan. Hal yang sama juga dia lakukan saat menggelar Lomba Tari tingkat DIY Jateng dengan peserta 284 penari di Lippo Plaza Jogja. Karena even menari 48 jam ini, Nella mendapat rekor MURI pada Januari lalu.

Dia berharap, para penari tidak hanya sekadar hobi menari tetapi juga memahami sejarah tari tersebut. Ia berharap para penari bisa tampil secara profesional, tidak setengah-setengah. “Agar menghargai sebuah karya cipta. Yang dikenal penari selama ini justru koreografi. Siapa yang mengajar. Kalau ini tidak disosialisasikan, bisa punah. Penari tidak akan mengenal siapa pencipta tarian itu,” katanya.

Menurut owner Food Court Denggung ini, seni tari dibagi tiga kategori. Tari tradisional, kreasi dan modern. Jika tari tradisional ini menampilkan karya klasik seperti tari Sriti, tari kreasi merupakan sebuah perkembangan dari sebelumnya. Sementara tari modern merupakan kolaborasi gerakan tari masa kini. “Tari kreasi seperti Tari Merak dan sebagainya ada alur ceritanya,” katanya.

Dia berharap even even serupa bisa lebih banyak digelar untuk membuka ruang berekspresi bagi para penari. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan menggelar lomba tari tingkat nasional bertajuk tari nusantara. Diharapkan kegiatan tersebut diikuti seluruh sanggar tari di berbagai daerah.

“Lokasinya dekat candi. Ini untuk mengakomodasi sanggar tari di luar DIY. Kalau yang saat ini paling jauh dari Wonogiri, Solo dan Klaten,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya