SOLOPOS.COM - Rahman, pedagang arum manis asal Kampung Kerten, Jantiharjo, Karanganyar. (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Kembang gula menjadi salah satu makanan jadul yang kerap muncul di berbagai agenda seperti pasar malam dan pesta rakyat di Indonesia. Salah satu orang yang masih setia menekuni usaha kuliner berbahan dasar gula pasir tersebut adalah Rahman, 45, warga RT 001/RW 008, Kerten Lor, Jantiharjo, Karanganyar.

Rahman menekuni usaha kuliner kembang gula atau kerap disebut arum manis sekitar 30 tahun. Dia menjadi penjual arum manis setelah ikut temannya yang berjualan di Palembang, Sumatra Selatan selama dua tahun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setelah puas menjajal pasar di sana, Rahman memutuskan kembali ke Karanganyar dan mencoba peruntungannya berjualan secara mandiri. Jatuh bangun dia lakoni hingga sampai saat ini bisa menghidupi istri dan anaknya dengan hanya berjualan kembang gula.

Kronologi Lengkap Kematian Ashraf Sinclair: Meninggal di Tempat Tidur

“Dulu waktu mencoba pertama kali mandiri ya banyak cobaan. Isinya cuma gali lobang tutup lobang [hutang sana sini]. Tapi sampai saat ini saya masih bertahan berjualan kembang gula karena ketekunan dan kemauan yang kuat sehingga bisa menghidupi anak istri hingga saat ini. Rumah juga bisa berdiri dari hasil jualan kembang gula,” terang dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Kamis (20/2/2020).

Rahman mengaku berjualan arum manis di Taman Pancaila Karanganyar setiap malam. Dia pun bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp100.000 per hari.

Rahman juga terkadang pergi ke luar kota seperti Cirebon, Jawa Barat, untuk berjualan arum manis. Saat event tertentu, dia mengaku bisa membawa pulang uang sebesar Rp15 juta dalam sebulan.

Kesaksian Siswa SMPN 1 Turi Sleman Selamat dari Tragedi Susur Sungai: Air Tiba-Tiba Datang dari Atas

“Kalau pas event tertentu saja saya ikut. Soalnya hasilnya menggiurkan. Karena sudah tua ya kebanyakan di dalam kota saja sama datang kalau ada pasar malam. Sisanya lihat cuaca saya jualan di Taman Pancasila,” imbuh dia.

Rahman menjual arum manis seharga Rp10.000 per bungkus yang dibuat dengan warna menarik. Meskipun peminatnya mulai turun, dia mengaku tetap nyaman berjualan makanan jadul dengan keuntungan cukup besar itu.

“Setiap satu kilogram gula itu saya bisa bikin 20 kembang gula. Lumayan untungnya. Makanya saya tetap menikmati jualan ini,” jelas dia.

Rahman berharap pemerintah bisa memperhatikan para pengusaha kembang gula yang berada di Kampung Kerten, yang dikenal sebagai sentra kembang gula dan brondong jagung. Hal tersebut lantaran dia tak ingin makanan jadul tersebut hilang ditelan zaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya