SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan perumahan (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Sebanyak 30 sopir taksi di Bandara Adi Soemarmo Solo mendapatkan KPR bersubsidi di perumahan Canden, Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Sedikitnya 30 sopir taksi Bandara Adi Soemarmo Solo mendapatkan fasilitas kredit perumahan rakyat (KPR) bersubsidi di Dukuh Tegalsari, Desa Canden, Boyolali. Pengguliran KPR bersubsidi bagi para sopir taksi ini menjadi percontohan nasional lantaran pekerjaan mereka di sektor nonformal kerap kali dipandang sebelah mata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Acara peresmian Perumahan Griya Angkasa Mandiri dilakukan di kompleks perumahan Desa Canden, Sambi, Rabu (28/2/2018). Dalam kesempatan itu, turut hadir jajaran pejabat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sejumlah pejabat perbankan, asosiasi pengembang perumahan, serta pejabat Lanud Adi Soemarmo Solo.

Ketua Umum Pengembang Indonesia, Barkah Hidayat, mengatakan peresmian perumahan para sopir taksi kali ini menjadi titik balik bagi para pengembang perumahan bahwa sektor nonformal pun berhak mendapatkan hunian yang layak.

“Terus terang, perjuangan kami cukup panjang untuk meyakinkan pemerintah bahwa para sopir taksi juga berhak dapat rumah layak. Kami bahkan sampai harus sowan ke staf wakil presiden untuk meyakinkan,” ujar Barkah dalam sambutannya. (Baca: Ini Dia Syarat Dapatkan Rumah Murah)

Menurut Barkah, para sopir taksi dan kalangan usaha nonformal lainnya kerap dianaktirikan. Padahal, penghasilan mereka tak kalah dibanding pekerja formal yang bekerja kantoran serta memiliki bukti slip gaji bulanan.

“Bahkan, para pedagang di pasar-pasar itu penghasilannya mengalahkan PNS. Namun, karena mereka tak punya slip gaji rutin lantas dianggap tak meyakinkan untuk bisa dapat KPR,” terangnya.

Barkah berharap kerja sama antara Pengembang Indonesia dengan perbankan bisa dilanjutkan. Dia optimistis target 1 juta perumahan/tahun untuk rakyat Indonesia bisa tercapai pada tahun ini.

“Kami punya target satu kecamatan 1 hektare lahan untuk perumahan atau sekitar 80 unit rumah. Jika ini terealisasi, semakin banyak kalangan nonformal dapat KPR bersubsidi,” tambahnya.

Salah satu sopir taksi, Nugroho, mengatakan jumlah sopir taksi di Bandara Adi Soemarmo saat ini ada 180-an orang. Namun, baru 30 sopir yang mendapatkan KPR bersubsidi.

“Sebenarnya banyak yang mengajukan KPR, tapi karena jumlah perumahan terbatas, jadi banyak yang tak dapat,” terangnya.

Ia menyebutkan satu unit rumah seharga Rp123 juta. Harga tersebut diangsur sampai maksimal 20 tahun dengan subsidi bunga dari pemerintah 5% sampai lunas.

Selain itu, mereka juga mendapatkan subsidi uang muka dari pemerintah untuk membeli rumah tipe 36 dengan luas tanah 60 meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya