Solopos.com, SUKOHARJO – Pemakaman perawat rumah sakit (RS) dr Oen Solo Baru merupakan pasien dalam pengawasan atau PDP Covid-19, AI, 46, TPU Daksinoloyo, Solo, Minggu (19/4/2020) diselimuti keharuan.
Puluhan pelayat yang merupakan rekan sejawat AI di RS dr Oen Solo Baru, kerabat, dan keluarga datang untuk memberikan perhormatan terakhir bagi sang garda terdepan penanganan Covid-19.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Selain itu jajaran Musyarawah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Grogol juga hadir di lokasi pemakaman perawat berstatus PDP Covid-19. Dari jarak 100 meter, mereka melihat prosesi pemakaman yang dilakukan tim RSUD dr Moewardi yang memakai alat pelindung diri (APD) lengkap.
120 Orang Kontak Erat 5 Pasien Positif Corona Klaten Klaster Gowa Bakal Jalani Rapid Test
Pemakaman Hanya 30 Menit
Menurut Camat Grogol, Bagas Windaryanto, yang berada di lokasi, pemakaman berlangsung penuh keharuan dan sangat cepat. Prosesi pemakaman berlangsung tidak lebih dari setengah jam.
"Mobil ambulans pembawa jenazah tiba di lokasi pemakaman sekitar pukul 09.30 WIB. Begitu tiba langsung dimakamkan, jam 10.00 selesai," terang Bagas ketika berbincang dengan Solopos.com, Minggu.
Bagas menuturkan sebelumnya jajaran Muspika bersama warga menyiapkan pemakaman. Mulai dari menggali liang lahat hingga memakamkan jenazah perawat PDP Covid-19 asal Grogol, Sukoharjo itu.
Gugus Tugas Pusat: Prediksi Puncak Kasus Corona Indonesia Mei-Juli, Capai 106.000 Kasus
Tidak ada penolakan sedikitpun dari warga setempat. Selama pemakaman pihaknya tetap menerapkan pembatasan fisik bagi pelayat yang datang.
"Pihak keluarga inti, istri dan dua anaknya yang sudah remaja terlihat menangis saat jenazah dimakamkan," katanya.
Semua pelayat yang datang memanjatkan doa untuk si perawat PDP Covid-19 asal Grogol, Sukoharjo, yang dipimpin seorang pendeta. Pasien ini telah menjalani perawatan intensif di ruang isolasi RSUD dr Moewardi sejak beberapa hari lalu.
Dari penuturan keluarga, pasien mengalami gangguan pernapasan parah. Pasien tersebut menghembuskan napas terakhir pada Sabtu (18/4/2020) pukul 23.00 WIB.
"Kami menguncapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya dan penghargaan tertinggi atas dedikasi yang bersangkutan dalam penanganan Covid-19," tutur Bagas.
Round-Up Corona: Boyolali Pecah Telur, Soloraya Zona Merah
Keluarga Diisolasi Mandiri
Dalam kesempatan itu, Bagas juga menyampaikan kepada pihak keluarga untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
"Kami sudah komunikasi dengan keluarga untuk melakukan isolasi mandiri. Dari pihak keluarga menyambut baik dan lingkungan pun siap mendukung dan membantu," katanya.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan, tenaga kesehatan tersebut masih berstatus PDP. AI mengalami gejala demam, batuk hingga sesak napas.
"Kami masih menunggu hasil swab untuk pasien ini. Pasien merupakan nakes ketiga di Sukoharjo yang terindikasi Covid-19. Kalau dua nakes sebelumnya hasil swab positif, satu masih dirawat di RS Moewardi dan satu isolasi mandiri," kata dia.