SOLOPOS.COM - Seekor landak Jawa keluar dari kandang saat dilepaskan di area konservasi Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) di Ampel, Boyolali, Selasa (12/11/2019). (Istimewa/Dok-BTNGMb)

Solopos.com, BOYOLALI -- Sebanyak 30 ekor spesies landak jawa (Histrix javanica) dilepasliarkan di wilayah konservasi Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) wilayah Boyolali dan Magelang, Selasa (12/11/2019).

Pelepasan landak jawa dilakukan tak berselang lama pascakejadian kebakaran lahan yang menghanguskan lebih dari 600 hektare lahan di kawasan tersebut sejak awal September lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelepasan ke habitat alam dilakukan di tiga tempat, masing-masing dua lokasi di atas Kecamatan Ampel, Boyolali dan satu lokasi di atas Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 landak Jawa menjadi di antara lebih dari 750 spesies yang dilindungi. Di Indonesia terdapat empat spesies landak, yakni Histrix javanica, Hystrix brachyura, Hystrix sumatrae, dan Hystrix crassispinis, namun hanya landak Jawa yang masuk dalam kategori satwa dilindungi.

Pelepasan landak jawa dilakukan BTNGMb bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dihadiri Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian LHK, Indra Exploitasia, serta Kepala BTNGMb Junita Parjanti.

Lebih lanjut Indra mengatakan habitat asli landak jawa mencakup hutan tropis dan perkebunan. Namun untuk meminimalisasi konflik dengan manusia, area pelepasliaran landak dipilih di area jurang dan sangat jauh dari perkampungan.

Penambahan satwa di kawasan konservasi juga diharapkan mampu memulihkan kembali anasir ekosistem Merbabu yang sempat terganggu akibat kebakaran hutan.

Landak-landak yang telah dilepaskan juga dilengkapi cip atau alat pemantau sehingga LIPI dapat memantaunya secara berkala. Sebelum dilepas, landak-landak itu merupakan satwa penangkaran dan riset yang dikembangkan LIPI.

“Induknya juga bersumber dari Lawu dan Merbabu sehingga adaptasi tidak begitu sulit,” kata Indra.

Sementara itu, Junita mengatakan diharapkan pelepasliaran landak dapat memulihkan ekosistem Merbabu dan dapat melestarikan keberadaan jenis landak. Sehingga kawasan konservasi kembali kepada salah satu fungsinya sebagai tempat pelestarian satwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya