SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARANGANYAR — Hampir 30% kios di Pasar Wisata Tawangmangu mulai ditinggalkan pemiliknya lantaran sepi pembeli. Beberapa kios bahkan telah ditempeli tulisan “Dijual” karena si empunya enggan berdagang di pasar dua lantai itu.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (31/5/2013) siang, sejumlah kios baik di lantai I maupun lantai II terlihat telah ditutup. Sebagian besar kios yang tutup berada di lantai II, khususnya di bagian pinggir depan, samping dan belakang pasar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang pemilik kios sembako di Lantai II, Ngadiyanto, mengatakan kios-kios itu telah lama ditinggalkan pemiliknya karena kondisi pasar yang sepi. Sebagian pedagang memang masih sesekali berjualan, namun banyak pula yang sama sekali tidak pernah menempati kiosnya sejak awal dibeli. Menurutnya, sejumlah pedagang juga telah lama berhenti membayar angsuran kios dan los.

“Kalau itu memang yang punya sudah lama nunggak bayar angsuran, hla buat jualan juga sepi, jadi mending dijual saja ke orang lain. Kalau dikembalikan ke pengelola pasar ya malah enggak dapat balen, padahal dulu sudah ngangsur mahal,” ujarnya kepada Solopos.comEspos sembari menunjukkan sebuah kios yang telah tutup dan hendak dijual.

Seorang pedagang buah di lantai I, Kasih, juga mengaku telah beberapa bulan mandek membayar angsuran los yang ditempatinya. Dia merasa keberatan membayar angsuran senilai lebih kurang Rp250.000 per bulan yang harus dibayarkannya selama lima tahun. “Hla jualannya sepi, dulu saya juga rajin ngangsur, tapi melihat teman-teman yang lain juga mandek bayar semua saya jadi ikut-ikut. Sebagian juga pilih tutup, mungkin ada 30% yang tutup,” ungkapnya.

Kasih mengaku memperoleh los itu dari tangan kedua. Pemilik sebelumnya menjual los itu kepada Kasih karena sepi pembeli. Oleh sebab itu, selain membayar angsuran kepada pengelola pasar, dia juga harus mengeluarkan uang untuk membeli los kepada pemilik sebelumnya.

Hal senada diungkapkan pedagang minuman di lantai II yang telah berjulan di Pasar Tawangmangu selama puluhan tahun, Darsih. Selama ini, dia merasa kepayahan memenuhi segala angsuran untuk menempati los tempatnya berjualan. Awalnya, Darsih yang telah memegang surat hak penempatan (SHP) berpikir bisa menempati los secara gratis pasca revitalisasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya