SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

KARANGANYAR –- Sebanyak 30 hektare hutan di lereng Gunung Lawu tepatnya petak 63 F dan 63 G di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso terbakar, Rabu (10/10/2012) sekitar pukul 19.30 WIB. Sedikitnya terdapat tiga titik api yang berada di lokasi kebakaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Pratama Heru K, mengatakan titik api awal terpantau pada pukul 13.00 WIB. Kala itu, seorang warga setempat melihat beberapa titik api di lokasi kejadian. Kemudian, dia melapor ke Polsek Ngargoyoso yang dilanjutkan ke BPBD Karanganyar.

“Kobaran api membesar pada malam hari sehingga tim leader dari Perum Perhutani langsung menuju lokasi kejadian. Kemungkinan bisa meluas karena sekarang api masih berkorbar,” katanya saat ditemui wartawan, Kamis (11/10/2012).

Lokasi kebakaran tersebut terletak tak jauh dari kebakaran hutan dua pekan lalu. Diduga sumber api berasal dari sisa-sisa bara api saat kebakaran lalu yang terdapat di dalam tanah. Karena hembusan angin cukup kencang maka sisa bara api tersebut membakar pepohonan di sekitarnya.

Pihaknya mengkhawatirkan kobaran api menjalar ke lokasi hutan resapan api yang letaknya persis di bawah lokasi kebakaran. Untungnya, angin gunung yang berhembus mengarah ke atas sehingga kobaran api juga mengikuti ke arah atas gunung.

“Apabila kobaran api merambat ke hutan resapan air maka cadangan air minum untuk masyarakat Karanganyar dan Solo akan habis. Ini yang kami khawatirkan,” jelasnya.

Pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memadamkan kebakaran di lereng Gunung Lawu. Tim gabungan yang terdiri dari petugas Perum Perhutani, BPBD Karanganyar, SAR, dan TNI-Polri yang berjumlah sekitar 300 personel akan menuju lokasi kebakaran pada Jumat (12/10/2012) sekitar pukul 05.00 WIB.

Sementara Asisten Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Lawu Utara, Farkhan Masykur, mengungkapkan lokasi kebakaran hutan terletak di perbukitan yang dikelilingi jurang. Apalagi, belum ada jalur pendakian menuju lokasi kebakaran dari pos pengamatan Candi Cetho. Artinya, tim gabungan harus membuat jalur pendakian dahulu saat menuju lokasi kebakaran.

Proses pemadaman menggunakan metode manual dengan membuat parit mengelilingi lokasi kebakaran. Sehingga kobaran api tidak menjalar ke bawah menuju hutan resapan air yang luasnya ratusan hektare.

“Sekarang tim gabungan sedang koordinasi sekaligus mapping lokasi kebakaran sehingga memudahkan saat proses pemadaman. Untuk menuju ke lokasi kebakaran harus membuat jalur pendakian baru,” tambah Farkhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya