SOLOPOS.COM - Ilustrasi rob si jalur Semarang-Demak. (Antara)

Solopos.com, SEMARANG – Tiga wilayah di pesisir pantai utara Jateng disebt lebih terancam tenggelam daripada Jakarta jika tidak dilakukan penanganan yang tepat dalam 10 tahun ke depan. Hal tersebut disampaikan Kepala Laboratorium Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Heri Andreas, berdasarkan sederet pengamatan.

Dia menepis pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Bidan bahwa Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Sebab dari kajiannya, laju penurunan permukaan tanah di Jakarta sudah melandai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi yang sangat mengkhawatirkan itu, kata Heri yang juga anggota Pokjanas Mitigasi Adaptasi Land Subsidence, justru terjadi di Pekalongan, Semarang, dan Demak.

“Di tiga kota tersebut saat ini laju penurunan tanahnya sangat tinggi, 15-20 cm per tahun. Ini mirip di Jakarta pada 2007 – 2011, sangat mengkhawatirkan sebenarnya,” kata Heri Andreas, seperti dilansir Detik.com, Senin (2/8/2021).

Baca juga: Prediksi Guru Besar Undip: 50 Tahun Lagi Semarang Tenggelam

Penyebab utamanya, dalam hipotesa dia, adalah eksploitasi air tanah yang berlebihan baik untuk industri, pertanian, maupun kehidupan sehari-hari masyarakat. Heri menyebut 90 persen suplai air di Pekalongan adalah dengan cara menyedot air tanah.

“Tipikal pertanian di Jawa Tengah dan Jawa Timur itu juga menggunakan air tanah seperti kalangan industri,” ujarnya.

Jika dalam 10 tahun ke depan tidak ada upaya manajemen risiko yang baik, ia melanjutkan, prediksi tenggelamnya tiga wilayah di Jateng ini akan lebih pasti dibandingkan Jakarta.

Baca juga: Kisah 1 Keluarga Dapat Wangsit Jadi Penjaga Desa Tenggelam di Demak

Dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (5/8/2021), wilayah pesisir pantai utara Jateng yang terancam tenggelam itu mengalami penurunan permukaan tanah sekitar 10-12 cm per tahun. Hal ini terjadi salah satunya akibat penyedotan air tanah yang masif.

Dikutip dari laman tataruang.pusdataru.jatengprov.go.id, Kota Pekalongan terletak di dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut. Sementara wilayah pesisir utara Semarang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki ketinggian sekitar 0,75 meter hingga 3,49 meter di wilayah pusat kota. Sedangkan wilayah Kabupaten Demak memiliki ketinggian yang bervariasi, yaitu 0-100 mdpl.

Ketiga wilayah itulah yang diprediksi paling cepat tenggelam di antara wilayah Jateng lain yang berada di pesisir pantura.  Diberitakan sebelumnya, Pekalongan diprediksi tenggelam dalam 15 tahun ke depan.

Baca juga: Wiiii… Mantan Atlet Badminton China Huang Hua Rival Susi Susanti Ternyata Tinggal di Klaten Hlo! Ini Profilnya

Tanggapan Ganjar

Menanggapi prediksi dan ancaman pantura Jateng tenggelam, Gubernur Ganjar Pranowo menyebut sudah melakukan kajian untuk merumuskan solusi. Dia menyebut sudah ada kajian soal tenggelamnya ketiga daerahnya itu.

Menurutnya, hal yang harus dilakukan ialah bersama-sama menjaga lingkungan. Sementara pemerintah harus disiplin dalam memberikan izin penggunaan lahan sesuai fungsinya.

“Kajiannya sudah ada. Akan tenggelam kalau semua tidak menjaga lingkungan, maka tata ruang harus dikendalikan, penanaman dilakukan. Sehingga kalau kita mau memanfaatkan ruang itu harus betul-betul disiplin ” kata Ganjar usai meninjau isolasi terpusat di SDN Cemara Dua, Solo, Rabu (4/8/2021), seperti dilansir Detik.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya