SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan kantor Desa Ngerangan, Bayat, Kamis (11/6/2020). Tiga warga di desa tersebut baru saja dijemput tim medis diantar ke Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten, Rabu (10/6/2020) pukul 15.30 WIB. (Espos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Sebanyak tiga warga di Ngerangan, Kecamatan Bayat dijemput petugas medis diantar ke Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten, Rabu (10/6/2020) pukul 15.30 WIB. Penjemputan ketiganya diduga masih terkait kasus Covid-19 dan memunculkan spekulasi telah terdapat klaster baru di Klaten.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, ketiga warga yang dijemput tim medis RSI Klaten itu masih memiliki hubungan kekerabatan keluarga dengan mendiang pasien Covid-19, TK, 53. TK merupakan warga Ngerangan yang dimakamkan di tempat permakaman umum (TPU) di desa setempat, Rabu (3/6/2020) pukul 00.29 WIB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebelum meninggal dunia, TK memiliki riwayat gagal ginjal. Warga yang melayat pemakaman TK terlambat memperoleh informasi terkait status TK yang sebagai pasien positif Covid-19. Alhasil, sebagian besar pelayat tidak menaati protokol pencegahan Covid-19.

Hore! KA Prameks Jalan 6 Kali Sehari, Paling Pagi Jam 5 dari Solo

Warga tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak. Bahkan beberapa warga turut mengusung peti jenazah dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) seadanya.

Beberapa hari setelah pemakaman mendiang TK, sebanyak sembilan warga di Ngerangan di-rapid test. Hasilnya, dua warga diketahui reaktif. Sedangkan, tujuh warga nonreaktif.

Di sisi lain, beberapa warga Ngerangn yang masih memiliki hubungan anggota keluarga dengan mendiang TK menjalani swab.

"Rapid test massal di Ngerangan berlangsung, Rabu (10/6/2020). Kalau warga yang di-swab di Ngerangan berlangsung, Senin (8/6/2020). Hasil swab keluar, Rabu (10/6/2020). Terkait hasil rapid test dan swab itu, biar disampaikan Gusgas PP Covid-19. Yang jelas, ada tiga warga di Ngerangan yang dijemput petugas kesehatan, Rabu (10/6/2020) pukul 15.30 WIB [petugas penjemput mengenakan APD lengkap]. Yang dijemput itu termasuk istri dan anggota keluarga mendiang TK. Soal penjemputan itu terkait apa? Silakan ke Gusgas Covid-19," kata Pelaksana Tugas (PLt) Camat Bayat, Supardiyono alias Kelik, saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (11/6/2020).

Silaturahmi Online HIPMI Solo: Ini Cara Pengusaha Bertahan di Tengah Pandemi

Klaster Semarang

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan terdapat dua kasus Covid-19 di Ngerangan, Bayat. Satu kasus yang melibatkan mendiang TK, 53. Kasus lainnya, yakni melibatkan warga di Ngerangan yang masih hidup.

"Ada dua kasus di Ngerangan itu. Yang satu orang itu [masih hidup], ndelalah hasil tesnya positif. Memang ini masih ada hubungannya dengan mendiang TK. Tapi, warga yang hasil tesnya positif itu tercatat dari Semarang. Penyebab persebaran virus corona itu yang sedang dipelajari. Dengan adanya kasus di Ngerangan ini, ada kemungkinan muncul klaster baru di Klaten, yakni klaster Semarang. Soalnya, ini masih rangkaian dengan Semarang," ujar Anggit.

Disinggung tentang latar belakang penjemputan tiga warga di Ngerangan, Kecamatan Bayat, Anggit Budiarto, mengaku belum memperoleh informasi secara detail.

"Saya belum dilapori persisnya. Yang sudah masuk, hasil rapid test dua warga Ngerangan yang positif itu. Itu termasuk warga yang mengangkat peti jenazah [mendiang TK]. Tapi, kami masih menelusurinya apakah betul dari kasus sebelumnya [pemakaman TK] atau pun sudah ada di waktu sebelumnya," kata dia.

Yossy Bakul Gorengan Cantik di Jogja: Cantik, Baik Hati, Jago Masak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya