SOLOPOS.COM - Bupati dan Wakil Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro dan Hari Wuryanto. (Istimewa/Pemkab Madiun)

Solopos.com, MADIUN–Tepat pada 24 September 2021, Ahmad Dawami Ragil Saputro dan Hari Wuryanto, tiga tahun menjabat Bupati dan Wakil Bupati Madiun. Selama tiga tahun menjabat sebagai bupati dan wakil bupati banyak tantangan yang dihadapi.

Terlebih dua tahun terakhir, Indonesia termasuk Kabupaten Madiun diguncang pandemi Covid-19. Wabah baru yang membuat perubahan signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain itu, pada tahun pertama menjabat, banjir besar menerjang Kabupaten Madiun pada 2019. Meski demikian, berbagai bencana yang menerjang Kabupaten Madiun ditangani cukup cekatan.

Baca Juga: Persis Solo Launching 3 Jersey, Ini Penampakannya

Di tangan Ahmad Dawami atau yang akrab disapa dengan Kaji Mbing itu, pandemi Covid-19 berhasil dikendalikan. Bahkan, sepekan lalu Kabupaten Madiun sempat berada di zona PPKM Level 2 dari hasil asesmen pemerintah pusat.

Dalam menghadapi krisis di masa pandemi, Kaji Mbing pun dengan sigap memberikan fasilitas kesehatan dengan memanfaatkan dua RSUD yang dimiliki untuk ruang isolasi pasien Covid-19. Pada awal-awal pandemi, pemkab juga menyediakan alat swab PCR untuk mendeteksi warga yang terpapar virus corona.

“Rumah sakit di Kabupaten Madiun bisa dikatakan salah satu rumah sakit tataran pertama yang menangani pasien Covid-19. Ini bentuk kesigapan pemerintah. Selain itu, kami juga menyiapkan alat PCR. Itu perlu kecepatan untuk memutus persebaran virus. Kita tidak boleh terlambat,” kata Kaji Mbing, Jumat (24/9/2021).

Baca Juga: Hidupkan Atmosfer Stadion Manahan Solo, Pasoepati Usulkan “Suporter Kardus”

 

Respons Cepat

Dalam menangani pandemi, kata dia, harus dilakukan dengan respons cepat dan tidak boleh bertele-tele. Menurutnya, pandemi merupakan kejadian extra ordinary atau luar biasa, sehingga responsnya juga harus extra ordinary.

“Ketika dalam kondisi extra ordinary, tetapi penyikapannya tidak extra ordinary, masih seperti tahapan masalah biasa tentu tidak akan tercapai. Karena kondisi ini perlu kecepatan dan perlu ketepatan. Artinya ada skala-skala tertentu yang perlu kita kalahkan,” jelas dia.

Bupati menegaskan ketika sesuatu perlu tanggapan cepat maka tahapan birokrasi juga harus dipangkas. Namun, dia menjamin pemangkasan birokrasi tersebut tidak akan menghilangkan ruhnya.

Baca Juga: Komentar Atta Halilintar setelah Gibran Rakabuming Sebut AHHA PS Pati Jago Kungfu

Menurut dia, yang penting tidak ada niat untuk melakukan kejahatan atau mens rea. “Misalnya di-asesmen, ya lakukan. Tapi diinti tertentu. Yang terpenting tidak ada mens rea,” kata Kaji Mbing.

Berbicara kebencanaan, orang nomor satu di Kabupaten Madiun itu menegaskan seluruh elemen harus sigap. Tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan permasalahan yang muncul.

Dalam menyikapi kebencanaan non-alam seperti pandemi Covid-19, Pemkab Madiun telah melakukan tindakan prefentif, promotif, edukatif, kuratif, hingga rehabilitatif. Seperti kebijakan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Baca Juga: Persis Solo Siapkan Proyek Mega Store untuk Merchandise

Selain memperhatikan perkembangan kasus, dia pun mewajibkan seluruh siswa dan keluarganya untuk bermasker. Menurutnya, dengan disiplin dalam bermasker akan mencegah persebaran virus.

“Kalau mau pembelajaran tatap muka, seluruh siswa dan keluarga harus bermasker. Bayangkan kalau aturan itu dipatuhi, tentu akan efektif dalam pencegahan penularan,” jelasnya. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya