SOLOPOS.COM - Air luapan Sungai Mungkung dan Sungai Bengawan Solo menggenangi rumah warga di Dukuh Tugu, Desa Tangkil, Sragen Kota, Sragen, Jumat (5/2/2021) dini hari. (Istimewa-BPBD Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Banjir melanda delapan desa di wilayah Kecamatan Sidoharjo, Sragen Kota, dan Masaran lantaran luapan tiga sungai, yakni Sungai Bengawan Solo, Sungai Mungkung, dan Sungai Grompol.

Air luapan sungai itu menggenangi 120 hektare lahan pertanian, satu rumah, dan jalan-jalan kampung di Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Sugeng Priyono menyampaikan hingga Jumat (5/2/2021) kondisi air sebagian belum surut.

Baca: 10 Berita Terpopuler : Gubernur Ganjar Izinkan Pasar Tetap Buka 6-7 Februari 2021

Sugeng menjelaskan peristiwa air tiga sungai itu mulai meluap terjadi pada Kamis (4/2/2021) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Air terus naik ditambah dengan guyuran hujan dengan intensitas cukup tinggi di seputaran Soloraya dalam durasi yang lama.

“Akibarnya air hujan masuk ke Bengawan Solo dengan ketinggian air sampai permukaan. Akibatnya air Bengawan Solo meluap. Kemudian Sungai Mungkung dan Sungai Grompol yang bermuara di Bengawan Solo pun akhirnya membalik karena Bengawan Solo penuh. Dampaknya air juga meluap ke permukinan penduduk. Air menggenangi jalan, lingkungan seputaran rumah warga, dan persawahan dengan ketinggian rata-rata 10-70 cm,” jelas Sugeng.

Sugeng menjelaskan dampak luapan Bengawan Solo terjadi di empat desa, yakni di Desa Patihan, Sribit, Pandak, dan Bentak yang masuk wilayah Kecamatan Sidoharjo.

Baca juga: Aparat Keamanan Klaten Berikan Masker Gratis untuk Pedagang Pasar

Di empat desa ini, ujar dia, air menggenangi 90 hektare lahan persawahan, dan jalan-jalan kampung di wilayah Dukuh Gebung, Karangmanis, dan Makam di wilayah Patihan.

Selain itu, lanjut Sugeng, di Sribit ada Dukuh Tambak dan Newung yang juga tergenang air di permukiman, serta air juga masuk di Dukuh Ngelo di Pandak dan Dukuh Candi di Bentak.

Sugeng melanjutkan kemudian dampak luapan Sungai Mungkung terjadi di wilayah Desa Tangkil Kecamatan Sragen Kota.

Permukiman Tergenang

Dia mengatakan luapan Sungai Mungkung itu menggenangi lahan persawahan seluas 5 hektare, satu rumah di Dukuh Tugu RT 001/RW 012 tergeng, dan jalan serta permukiman juga tergenang.

Lalu dampak luapan Sungai Grompol, terang Sugeng, terjadi di tiga desa di Masaran, yakni Desa Pringanom, Pilang, dan Kliwonan dengan ketinggian air 20-30 cm.

Baca juga: Makam Pasien Covid-19 di Semarang Penuh, Ayo Di Rumah Saja!

Dia menjelaskan di Pringanom air masuk ke wilayah Dukuh Sari dan Bakung serta menggenangi lahan persawahan seluas 25 hektare. Di Desa Pilang juga tergenang di wilayah Dukuh Kembang, Dukuh Klembon, dan Dukuh Jati. Sementara di wilayah Kliwonan, air hanya masuk di wilayah Dukuh bayur.

“Ada satu rumah yang tergenang. Persawahan seluas 120 hektare. Sebagian besar menggenangi area jalan. Kami melakukan pendataan dan sosialisasi kepada warga supaya siaga dalam menghadapi luapan air dari tiga sungai tersebut. Mulai Jumat pukul 03.30 WIB, debit air Bengawan Solo mulai naik lagi. Sementara untuk debit air Sungai Mungkung mulai menurut sejak pukul 02.30 WIB,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya