SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Siapa sangka, tiga siswa kelas VI Sekolah Dasar Keputran A, Jogja, yang masih menggunakan seragam Pramuka dapat membantu petugas Polsek Mantrijeron menangkap seorang pencuri telepon selular berinisial And.

Awal ceritanya, Asrifatun Siti Makrifah, 23, warga Gamping, Sleman kehilangan ponsel merek Nexian C951. Pada 21 April lalu sekitar pukul 21.30 WIB, Asrifatun mempercayakan And, 12, untuk mengisi baterai ponselnya. “Saya sudah biasa minta tolong dia untuk nge-charge hape,” kata Asrifatun kepada wartawan di kantor Polsek Mantrijeron, Kamis (16/6).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Biasanya, And mengembalikan ponsel itu kepada Asrifatun setelah diisi baterainya. Namun, kali itu tidak. Ia membawa kabur ponsel tersebut. Asrifatun sempat kalang kabut mencari hingga akhirnya merelakan ponsel senilai Rp850.000 itu.

Nah, Asrifatun tidak sengaja kembali bertemu dengan And di dalam bus menuju Krapyak, Kamis (16/6). Ketika bus sampai di Jalan DI Panjaitan, Mantrijeron, And naik ke atas bus untuk mengamen. Asrifatun sadar, pengamen itu adalah anak kecil yang dikenalnya sejak 2006 dan pernah menggelapkan ponselnya.

“Saya lalu menariknya turun dari bus,” kata Asrifatun. Setelah turun, Asrifatun memaksa And untuk mengembalikan ponselnya. Namun, And mengatakan ponsel itu ada di rumah. Setelah berkukuh tidak mau mengembalikan, And berusaha lari.

Di saat yang bersamaan, Ervyana Tri Agustina, 11, warga Patehan, Erika Dian Pratama, 12, warga Sewon, Bantul, serta Kantata Manik Astagina, 12 warga Mantrijeron, sedang berada di dekat Asrifatun. “Saya terus minta tolong ke anak-anak,” katanya. Nah, ketiga siswa itu juga berupaya memegangi And agar tidak kabur. Namun, And bisa melepaskan diri.

Asrifatun dan ketiga siswa SD itu lalu melapor ke Polsek Mantrijeron. Setelah dimintai keterangan, mereka pamit pulang. Tiba-tiba ketiga siswa SD itu berteriak teriak. “Pak itu jambretnya….itu jambretnya…,” kata ketiga siswa itu ketika melihat And yang berbaju merah diboncengi oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya.

Enam petugas Polsek dipimpin langsung oleh Kepala Polsek Mantrijeron Kompol Aryuni langsung mengejar bocah berbaju merah itu. Asrifatun turut dalam rombongan untuk memberitahu ciri-ciri bocah yang dikenalnya ketika sering nongkrong di Benteng Vredeburg.

Tidak lama kemudian, And tertangkap. Ketika di kantor Polsek Mantrijeron, And terlihat sangat ketakutan. Ia menutup kepalanya menggunakan kaos. Bahkan, bocah yang tidak bersekolah ini sempat buang air di celana.

“Sehari-hari dia mulung dan ngamen,” kata Suryono, 25, ayah dari And. Menurutnya, anaknya itu sering tidak berada di rumah. Kalau berada di rumahpun aktivitasnya adalah makan, tidur, makan dan pergi lagi. Menurutnya, And pernah beberapa kali ditangkap Satpol PP.

Asrifatun tidak ingin memperpanjang masalah ini. Ia mengembalikan And ke keluarganya, bukan ke polisi. Kompol Aryuni pun mengatakan bahwa pihaknya menyerahkan keputusan kepada Asrifatun. Lalu bagaimana nasib ponsel Nexian yang digelapkan And? Ternyata sudah dijual…(Wartawan Harian Jogja/Yodie Hardiyan)

Foto: Tiga siswa SD yang telah membantu polisi menangkap pencuri.

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya