SOLOPOS.COM - Barak pengungsian di Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten mulai diberi sekat, Sabtu (14/11/2020). Penyekatan itu ditujukan menghindari kerumunan antarpengungsi di tengah pandemi Covid-19. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak tiga selter pengungsian yang disiapkan menjadi tempat evakuasi akhir (TEA) ketika erupsi Gunung Merapi terjadi segera dilengkapi sekat. Pemasangan sekat di tiga selter itu dilakukan melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperwaskim) Klaten.

Kepala Disperwaskim Klaten, Pramana Agus Wijanarka mengatakan pemasangan sekat itu dilakukan di Selter Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan. Selter Menden, Kecamatan Kebonarum, dan Selter Demakijo, Kecamatan Karangnongko. Selain itu ada penambahan sekat di tempat evakuasi sementara (TES) yang ada di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Masing-masing selter ada 62 sekat. Itu untuk yang di TEA. Sementara untuk Balerante kami siapkan 26 sekat. Masing-masing sekat ukurannya 2,44 meter x 2,44 meter. Saat ini baru mulai dikerjakan. apabila sudah jadi, segera dipasang,” kata Pramana saat berbincang dengan solopos.com, Senin (23/11/2020).

Dikagetkan Gemuruh Gunung Merapi, Warga Balerante Klaten Keluar Rumah

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, menjelaskan skenario evakuasi warga tak terbatas hanya sampai ke TES yang ada di masing-masing desa. Skenario yang disiapkan yakni menyiapkan tempat evakuasi hingga ke TEA ketika ada rekomendasi radius bahaya erupsi diperluas.

Lokasi TEA diprioritaskan pada selter pengungsian. Ketika selter pengungsian tak mampu menampung pengungsi, sudah disiapkan skenario tempat evakuasi lain. Yakni menempati gedung pemerintah di desa penerima pada konsep desa paseduluran.

Nur menjelaskan protokol kesehatan juga wajib dilakukan di TES maupun TEA lantaran masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Dia mengatakan di TES sudah dilengkapi sarana dan prasarana protokol kesehatan. Salah satunya melalui pemasangan sekat yang menjadi pemisah tempat tidur antarpengungsi.

“Selain di TES, kami siapkan sekat di TEA. Saat ini di TEA juga sudah mulai dilengkapi sekat. Sementara, kami siapkan sekat di selter pengungsian dulu,” kata Nur.

ISI Solo Ditutup Sampai 27 November, 42 Pegawai Kena Tracing

Malam Hari

Nur mengatakan kelengkapan sekat untuk menjaga jarak antarpengungsi. Pengelola tempat evakuasi juga disarankan untuk menyiapkan tempat khusus untuk isolasi mandiri.

“Untuk di TES kami sudah mengimbau untuk disiapkan. Di tiga desa [yang terdapat daerah rawan bahaya erupsi Merapi] sepertinya sudah disiapkan ruang khusus untuk isolasi mandiri. Penyiapan tempat isolasi itu bekerja sama dengan puskesmas. Karena untuk menentukan tempat isolasi maupun karantina ada persyaratan-persyaratannya,” urai dia.

Cerita Warga Mimpi Ketemu Mbah Petruk dan Wangsit Soal Erupsi Merapi

Nur menjelaskan saat ini kelompok rentan yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III di dua desa yakni Desa Balerante dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang mulai melakukan evakuasi mandiri. Mereka evakuasi mandiri ke TES yang disiapkan di masing-masing kantor desa. Namun, sebagian warga memilih mengungsi ketika malam hari dan pulang lagi ke rumah masing-masing saat pagi.

“Memang sebagian sistemnya masih on/off. Saat malam di TES kemudian siangnya beraktivitas di rumah masing-masing. Namun, aktivitas mereka tetap dalam pantauan sukarelawan dan sudah dibuat SOP,” kata Nur.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya