SOLOPOS.COM - Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi menjelaskan mengenai tahapan Pemilu 2024 saat menjadi pembicara Talkshow Economy Outlook 2023 dengan tema Prospek Ekonomi di Tengah Harap-Harap Cemas Politik yang digelar Solopos Media Group (SMG), Selasa (6/12/2022). (Youtube Espos Live)

Solopos.com, SOLO — Presiden Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi bisa menjadi king maker dalam Pemilu 2024 bila mampu memenuhi tiga prasyarat mendasar.

Ketiga prasyarat itu yakni mampu menjaga approval rating di mata publik, tidak ada kandidat calon presiden (capres) yang dominan, dan tak adanya pengajuan judicial review (JR) terhadap presidential threshold yang diterima Mahkamah Konstitusi (MK).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pendapat tersebut disampaikan Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi saat menjadi pembicara Talkshow Economy Outlook 2023 dengan tema Prospek Ekonomi di Tengah Harap-Harap Cemas Politik yang digelar Solopos Media Group (SMG), Selasa (6/12/2022).

“Dilihat dari koalisi pendukung pemerintahan saat ini tak ada beda dengan sebelumnya. Menumpuk parpol pendukung. Bedanya, di era presiden sebelumnya, parpol pendukung mendikte presiden. Sekarang Jokowi yang mendikte parpol. Parpol tunduk apa kata presiden, kecuali soal perpanjangan masa jabatan,” ujarnya dalam acara yang disiarkan melalui kanal Youtube Espos Live tersebut.

Ihwal tiga prasyarat menjadi king maker, menurut Burhanuddin, sejauh ini Jokowi mampu menjaga approval ratingnya di angka yang tingi. Namun angka itu bisa saja turun pada 2023 seiring bayang-bayang resesi ekonomi.

Baca Juga: Jokowi Disebut Bakal Jadi King Maker dalam Pilpres 2024

Bila Jokowi gagal memitigasi dampai ekonomi global, approval rating-nya bisa kembali turun. Sehingga sangat penting bagi Jokowi untuk mampu membawa Indonesia melewati ancaman resesi global.

Figur Capres Dominan

Tidak hanya di sektor ekonomi, approval rating Jokowi akan dipengaruhi ada atau tidaknya capres 2024 yang dominan pada 2023. Sebab bila muncul figur capres dominan, kontrol Jokowi di bidang itu akan mengalami penurunan.

Sebab kandidat capres yang dominan merasa bisa menang tanpa harus mendapatkan restu dari Jokowi. Aspek lain yang akan mempengaruhi posisi Jokowi sebagai king maker yaitu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pengajuan JR terhadap presidential threshold (PT). Beberapa waktu terakhir sudah ada puluhan pengajuan JR yang ditolak MK.

Baca Juga: Enam King Makers Ini Penentu Pilpres 2024

“Bila pengajuan JR diterima oleh MK dan PT diputuskan turun, otomatis peran Jokowi sebagai penghulu politik menjodohkan partai-partai politik akan berkurang. Bila JR ditolak MK, dan PT masih tinggi, Jokowi masih akan menentukan. Karena hanya PDIP yang bisa mengusung paslon sendiri. Parpol lain harus berkoalisi,” terangnya dalam acara didukung Epson dan PLN tersebut.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin menjelaskan sejauh ini belum ada figur atau kandidat capres 2024 yang cukup dominan.

Talkshow yang dipandu Direktur Konten dan Bisnis Solopos Media Group, Suwarmin, tersebut menghadirkan lima pembicara. Selain Burhanuddin Muhtadi, ada juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Juan Pertama Adoe.

Baca Juga: Bagian dari King Maker, Airlangga Hartarto Paling Berpeluang di Pilpres 2024

Kemudian juga Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta. Terakhir Executive Vice President Perencanaan Strategis Korporat PLN, Harlen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya