SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesawat ATR 72-500/600 milik maskapai Wings Air (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Tiga pesawat komersial terpaksa bermanuver setelah diadang balon udara saat terbang di atas Sleman dan Kota Solo.

Solopos.com, SLEMAN — Petugas Air Traffic Controller (ATC) Lanud Adisutjipto Jogja menerima tiga laporan dari pilot pesawat komersial adanya gangguan penerbangan karena balon udara, Sabtu (9/7/2016). Akibatnya, pilot terpaksa secara mendadak melakukan manuver udara karena jarak pesawat dengan balon hanya sekitar 100 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Operasi Lanud Adisutjipto Jogja, Kolonel Pnb Indan Gilang Buldansyah, menjelaskan ATC Lanud Adisutjipto menerima laporan dari pilot pesawat komersial sebanyak tiga kali terkait adanya balon udara yang diterbangkan tanpa awak. Gangguan ini dialami oleh pesawat Citylink 100 di langit Godean, Sleman, dengan ketinggian 9.000 kaki. Gangguan serupa di hari yang sama juga dialami Citylink 105 di ketinggian 17.000 kaki, dan pesawat Wings Air di utara Kota Solo pada ketinggian sekitar 8.000 kaki.

“Balon mendekati pesawat dengan jarak 100 meter sehingga pilot melakukan manuver untuk menghindar. Diperkirakan balon tersebut diterbangkan dari area Kebumen dan Cilacap,” terangnya, Sabtu sore.

Sehari sebelumnya, yaitu Jumat (8/7/2016) sekitar pukul 09.30 WIB, pesawat Air Asia QZ 8075 juga nyaris menabrak balon udara di ketinggian 18.000 kaki. Bahkan ada dua balon melewati sayap kiri pesawat dengan hanya berjarak 10 meter dari pesawat yang dipiloti oleh Kapten Boy Mauludin itu. “Menurut laporan, balon tersebut cukup besar,” kata dia.

Meski tidak menyebabkan insiden, kata Indan, akantetapi hal tersebut sangat membahayakan penerbangan, bahkan kecelakaan pesawat. Ia menilai perlunya sosialisasi secara serius, terutama memberi edukasi bagi masyarakat tentang bahaya balon udara demi keselamatan penerbangan.

“Dampak apabila mengenai pesawat yang terbang dengan kecepatan tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada peswat baik struktur, mesin dengan sistem kemudi pesawat yang itu dapat mengakibatkan kecelakaan,” tegas dia. Oleh karena itu pihaknya meminta kepada masyarakat untuk tidak menerbangkan balon dengan ukuran besar karena membahayakan penerbangan.

Dansatpom Lanud Adisutjipto Letkol Pom Yudi Pratikno mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Asisten Operasi Komando Daerah Militer Diponegoro terkait persoalan tersebut. Seluruh jajaran Kodim di wilayah DIY dan Jawa Tengah diminta mencari siapa yang menerbangkan balon tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya