SOLOPOS.COM - Mbah Cebret, 72, melayani pembeli pentol di tepi Jl. Letjen Sutoyo, Sarigunan, Sragen, Sabtu (7/11/2020). (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Siapa yang enggak doyan pentol? Makanan berbentuk bulat kenyal dari tepung kanji dan terigu berbumbu dengan cocolan saus ini memang nikmat buat ganjal perut. Bahkan ada tiga jenis pentol lezat yang ngehits di Sragen, Jawa Tengah. Berikut ulasannya:

Pentol Portugal

Pentol Portugal akan menjadi brand bagi warga Purworejo I untuk mengembangkan dukuhnya sebagai tempat wisata dengan nama Kampung Pentol. Sebagai langkah awal, warga membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dipimpin Ketua Karangtaruna Mandiri Purworejo I, Tri Supriyanto.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tri memberi nama Pokdarwis-nya dengan sebutan Dupo (Dukuh Purworejo) Setunggal. Kampung pentol ini rencananya dikembangkan di Dukuh Purworejo I, Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen, tempat pentol portugal dibuat.

Baca juga: Dear Mitra Bisnis Semut Rangrang Sragen, Sugiyono Butuh Pengertian Bayar Ganti Rugi

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu pembuatnya adalah Basuki, 47, dan istrinya, Harni, 42. Basuki yang juga Ketua RT 013, Dukuh Purworejo I, tiap hari biasa berkeliling ke pelosok-pelosok desa.

Pentol Portugal buatan Basuki sudah mencapai Jakarta, Bandung, Tuban. Bahkan Basuki melayani permintaan cash on delivery (COD) minimal senilai Rp50.000.

Pesanan banyak datang dari Jakarta, Bandung, dan Tuban karena ada warga Blimbing yang merantau ke sana dan membawa pentol dalam jumlah banyak untuk konsumsi sendiri atau menjualnya lagi. Kabarnya anak-anak muda perantau di Jakarta sangat menggemari pentol Portugal.

Baca juga: Pentol Portugal Bakal Jadi Andalan di Kampung Wisata Pentol Sragen

Pentol Mbah Darto

Pentol buatan Mbah Darto Wiyono, 72, di Sragen, Jawa Tengah, kabarnya paling laris di Bumi Sukowati. Maklum saja, pria lanjut usia tersebut sudah berjualan pentol sejak 1987.

Dalam sehari, Mbah Darto bisa memproduksi pentol sampai 15 kg per hari. Mbah Darto sampai meminta bantuan dua orang tetangganya yang bekerja mengolah pentol dengan upah Rp50.000/hari/orang.

Hal tersebut disampaikan Ketua Pedagang Pentol Ngudi Rejeki, Dukuh Purworejo I, Desa Blimbing, Kecamatan Sragen, Basuki, 47. Bakul yang memberi nama dagangannya pentol Portugal ini belajar dari Mbah Darto. Basuki menyebut pentol buatan Datro Wiyono itu ludes dalam waktu empat jam saja.

Baca juga: Nikmatnya Nasi Lesah, Kuliner Khas Kota Magelang yang Langka

Pentol Mbah Cebret

Rebo Darso Miyanto alias Mbah Cebret dikenal sebagai pedagang pentol yang kerap keliling di kawasan Sragen Kota, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Pedagang pentol itu ternyata merupakan mertua salah satu anggota DPRD Kabupaten Sragen dari Fraksi PDIP, yakni Sugiyarto.

Sebelum beradgang pentol, Mbah Cebret ternyata sempat menjadi guru SD. Karena pada waktu itu gaji guru masih rendah, ia pun banting setir menjadi seorang mandor atau sinder perkebunan tebu.

Namun pada akhirnya, warga Dukuh Kendal, Desa Bandung, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen itu memilih berdagang pentol keliling hingga saat ini. Dari hasil jualan pentol itu, Mbah Cebret bisa menyekolahkan tiga anaknya.

Baca juga: Sega Bancakan, Kuliner Ngangeni & Penuh Arti Khas Soloraya

Di sisi lain, Mbah Cebret merupakan sosok inspiratif. Ia selalu menerapkan protokol kesehatan seperti mengenakan masker dan face shield kala berdagang keliling.

Sugiyarto mengaku tidak pernah menyuruh Mbah Cebret untuk mematuhi protokol kesehatan saat berdagang pentol. Menurutnya, pemakaian masker dan face shield tersebut merupakan kesadaran sendiri Mbah Cebret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya