SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja merampungkan proyek pembangunan pasar. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Pemkab Sragen akan merevitalisasi tiga pasar tradisional pada tahun depan.

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen masih memprioritaskan program revitalisasi pasar-pasar tradisional pada 2018. Setidaknya ada tiga pasar yang akan direvitalisasi tahun depan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tiga pasar itu yakni Pasar Made di Kecamatan Ngrampal, Pasar Tangen di Kecamatan Tangen, dan Pasar Nglangon di Sragen Kota. Pasar-pasar tersebut diusulkan direvitalisasi menggunakan dana alokasi khusus (DAK) 2018.

Penjelasan itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sragen, Untung Sugihartono, Jumat (27/10/2017). “Dari tiga pasar ini, yang menyedot anggaran paling besar Pasar Nglangon,” ujar dia.

Untung menjelaskan Sragen ada 50 pasar tradisional. Dari jumlah itu sebagian sudah direvitalisasi beberapa tahun terakhir. Tahun ini giliran Pasar Sumberlawang dan Pasar Kebonromo, Ngrampal. Sebelumnya Pasar Masaran yang direvitalisasi.

“Langkah revitalisasi akan terus kami lakukan tahun depan. Dari tiga pasar yang masuk perencanaan kami, Pasar Nglangon menyedot Rp30 miliar,” kata dia.

Untung menerangkan Pasar Nglangon (termasuk Pasar Joko Tingkur) akan dibangun dengan konsep pasar rakyat. Bangunan baru pasar rakyat diharapkan menjadi ikon baru pasar tradisional Sragen.

Pasar Nglangon adalah salah satu pasar besar di wilayah Sragen kota. Selain Pasar Nglangon ada Pasar Bunder, dan Pasar Kota. “Wajar kebutuhan anggarannya paling besar,” imbuh dia.

Untung menjelaskan revitalisasi pasar tradisional dilakukan untuk meningkatkan kelas pasar di mata masyarakat. Pasar tradisional harus bersih dan rapi sehingga konsumen bisa nyaman berbelanja.

Pengembangan pasar tradisional menjadi prioritas program pengembangan lantaran merupakan simpul ekonomi kerakyatan. Jangan sampai pasar tradisional semakin tergusur oleh toko-toko modern.

Selain rencana revitalisasi tiga pasar itu, menurut Untung, tidak menutup kemungkinan disusul revitalisasi Pasar Kota. Tapi untuk melangkah ke sana dibutuhkan detail engineering design (DED).

“Pasar tradisional adalah aset kita. Berdasarkan data kami ada 14.411 pedagang yang tersebar di 50 pasar tradisional. Mereka sudah bertahun-tahun berjualan dan menjadi pilar ekonomi rakyat,” sambung dia.

Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Sragen, Sri Pambudi, meminta Disperindag Sragen tak asal dalam program revitalisasi. Poinnya jangan sampai muncul persoalan baru karena ketidakcermatan dalam perencanaan.

“Revitalisasi pasar tradisional itu suatu keharusan. Tujuannya memperkuat pasar tradisional di tengah semakin gencarnya serbuan toko modern. Tapi Disperindag harus cermat dalam prosesnya,” pinta dia.

Politikus Partai Golkar tersebut mencontohkan permasalahan akibat revitalisasi Pasar Masaran yang tak kunjung tuntas. Selain itu terlambatnya pengerjaan proyek Pasar Kebonromo, Ngrampal, tahun ini.

“Di luar langkah revitalisasi fisik pasar, saya melihat perlunya branding dan gerakan untuk mengajak masyarakat kembali ke pasar. Tentu saja langkah ini harus diinisiasi pemerintah daerah,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya