Solopos.com, SRAGEN — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen menemukan tiga orang warga di tiga kecamatan yang meninggal dunia dengan status terkonfirmasi positif Covid-19 lantaran komorbid dan belum vaksin.
Sementara kasus Covid-19 di Sragen terus meningkat dan hingga Rabu (23/2/2022) siang tercatat ada 561 kasus atau meningkat 94 kasus bila dibandingkan jumlah kasus Selasa (22/2/2022) sebanyak 467 kasus.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Kepala DKK Sragen dr. Hargiyanto saat dihubungi Solopos, Rabu siang, menjelaskan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia dan belum divaksin pada Selasa (22/2/2022) itu terjadi di tiga Kecamatan di Sragen.
Baca juga: Pemulihan Ekonomi Soloraya: Juliyatmono Loss Dol, Gibran Gaspol
Yakni pasien berinisial S, 65, warga Kecamatan Sragen, komorbid stroke. Pasien berinisial S perempuan, 55, Kecamatan Gondang, komorbid jantung dan pasien S, perempuan, 73, Kecamatan Ngrampal. Ketiga lansia yang meninggal tersebut belum vaksin
“Pasien S itu belum divaksin. Total kasus meninggal dunia secara akumulatif menjadi sebanyak 1.409 orang. Jumlah kasus baru sebanyak 94 orang tetapi yang sembuh juga banyak, yakni ada 19 orang. Kasus aktifnya ada 542 orang,” jelasnya.
Dia menjelaskan testing dilakukan terhadap 139 orang dan sebanyak 94 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka menjalani isolasi di tempat isolasi terpusat sebanyak 40 orang dan isolasi mandiri di rumah sebanyak 361 orang dan sebanyak 141 orang menjalani perawatan di rumah sakit (RS) baik di ruang isolasi maupun di intensive care unit (ICU).
Baca juga: Diprotes DPRD, Ini Penjelasan Dinkes Sragen Soal Vaksin Booster 3 Bulan
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto saat ditemui wartawan, Rabu siang, menyampaikan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Sragen tetap berjalan 100% kendati status PPKM naik level 2 menjadi level 3 per Senin (21/2/2022). Dia menjelaskan selain PTM kegiatan masyarakat tetap jalan tetapi dengan pembatasan 50%.
“Kegiatan ekonomi masyarakat tetap seperti pekan kemarin tetapi batasannya dari 75% menjadi 50%. Untuk PTM tetap 100% karena melihat case to case [kasus per kasus]. Jadi kan sekolah itu kalau ada satu yang positif Covid-19 maka isolasi di rumah. Kalau dalam satu kelas ada lebih dari lima kasus positif maka dilakukan PJJ [pembelajaran jarak jauh]. Kalau yang positif mayoritas di sekolah ya satu sekolahan dilakukan PJJ lagi,” katanya
Dia menjelaskan kasus Covid-19 terus meningkat tetapi kasus sembuhnya juga cukup banyak dan relatif cepat. Ke depan, Sekda menyampaikan masyarakat harus hidup bersahabat dengan Covid-19. “Nah, yang diwaspadai itu mereka yang memiliki komorbid, orang lanjut usia, dan orang yang belum divaksin. Ayolah vaksin, terutama vaksin booster. Setelah tiga bulan dari vaksin kedua sudah bisa ikut vaksin booster. Orang sekarang menganggap Covid-19 seperti flu biasa,” jelasnya.