SOLOPOS.COM - Prasasti Nglaroh alias Watu Gilang Wonogiri. (Youtube)

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri menyimpan 81 Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Puluhan ODCB itu tersebar di 25 kecamatan di Kabupaten Sukses.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com di Disdikbud Wonogiri, sebanyak 81 ODCB di Wonogiri terdiri atas 74 objek yang tak terawat dan tujuh objek yang terawat. Dari 81 objek tersebut, belum ada satu pun yang ditetapkan sebagai cagar budaya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Terdapat beberapa bentuk benda cagar budaya di Wonogiri. Masing-masing berupa masjid, tugu, gedung, sekolah, petilasan atau makam, alun-alun (tanah lapang), dan saluran irigasi.

Di antara ODCB di Wonogiri berada di atas tanah milik Pemkab. Berikut tiga ODCB di Wonogiri yang berada di atas tanah Pemkab Wonogiri:

Ekspedisi Mudik 2024

1. Prasasti Nglaroh

Baca Juga: Rahasia 2 Objek Diduga Cagar Budaya di Wonogiri Tetap Terawat hingga Sekarang

Prasasti Nglaroh, Watu Gilang, berlokasi di Dusun Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri. Prasasti ini merupakan tempat bersejarah lantaran menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Wonogiri.

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Wonogiri, Kamis (24/2/2022), batu tersebut merupakan tempat Raden Mas Said mengatur strategi mengusir penjajah Belanda. Kini, batu berupa lempengan pipih dengan panjang sekitar 45 cm itu dibuatkan monumen khusus.

Batu tersebut memiliki lima lekukan pada permukaannya yang yang digunakan sebagai simulasi strategi perang gerilya dengan bantuan batu-batu lebih kecil.

2. Tugu Pusaka Selogiri

Baca Juga: Duh! Sejumlah Objek Diduga Cagar Budaya di Wonogiri Kondisinya Kian Tak Terawat

Tugu Pusaka yang bentuknya menyerupai Candi Sukuh di Karanganyar ini terletak di depan Kantor Kecamatan Selogiri. Tugu tersebut bukan sembarang bangunan.

Di dalamnya terdapat tiga pusaka peninggalan Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa sang pendiri tlatah Wonogiri. Tiga pusaka itu meliputi keris/duwung Kyai Karawelang, tombak Kyai Totog, dan tombak Kyai Jaladara/Baladewa.

3. Petilasan kaliwerak

Petilasan Kaliwerak berada di Lingkungan Gerdu, Kelurahan Giripurwo, Wonogiri. Lokasi Petilasan itu terletak sekitar 2 kilometer (km) dari arah belakang Pasar Wonogiri.

Baca Juga: Jejak Gua di Wonogiri Jadi Hunian Manusia Purba

Juru Kunci Petilasan Kaliwerak, Rongo Sadiono Hadi Wirtono, menjelaskan nama Kaliwerak bermula ketika penjajah Belanda yang berjumlah ratusan orang kliweran (berseliweran) mencari Radan Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang saat itu bersembunyi.

Selama hampir satu bulan penuh Belanda selalu kliweran mencari buronannya, Raden Mas Said.

“Pada saat itu dia [Raden Mas Said] bersama 20 pasukannya bersembunyi di tempat terbuka di bawah pohon. Namun, Belanda tidak melihatnya,” ujar Sadiono saat ditemui Solopos.com, di Petilasan Kaliwerak, Sabtu (18/7/2015).

Dia mengatakan akhirnya Belanda putus asa dan menarik pasukannya menuju Solo. Setelah mendapati Belanda menarik pasukannya, Raden Mas Said langsung pergi menuju ke Gunung Gambar Ngawen, Gunung Kidul, Yogyakarta lewat jalur pegunungan untuk menyusun strategi menyerang balik Belanda.

Baca Juga: Ini Fakta Menarik Masjid Tiban Wonokerso Baturetno Wonogiri

“Setelah peristiwa itulah warga menjadikan bekas tempat persembunyian Raden Mas Said itu menjadi Petilasan Kaliwerak yang dikenal sampai sekarang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya