3 Nyawa Melayang di Sungai Wonogiri dalam 5 Hari

<p><strong>Solopos.com, WONOGIRI</strong> — Petani asal Pucanganom, Giriharjo, Puhpelem, Wonogiri, Kasno, 70, meninggal dunia akibat luka parah di kepala setelah <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180619/495/923091/pemancing-asal-sukoharjo-meninggal-tenggelam-di-wgm-wonogiri" title="http://soloraya.solopos.com/read/20180619/495/923091/pemancing-asal-sukoharjo-meninggal-tenggelam-di-wgm-wonogiri">jatuh ke sungai</a> saat memasang paranet atau jaring di sawahnya di Giriharjo, Puhpelem, Jumat (21/9/2018) pukul 08.30 WIB.</p><p>Kasno merupakan korban ketiga yang meninggal dunia di sungai wilayah Wonogiri dalam lima hari terakhir. Kasubag Humas Polres Wonogiri, AKP Hariyanto, kepada <em>Solopos.com</em>, Jumat, menginformasikan pagi itu Kasno memasang paranet di sawahnya untuk melindungi tanaman padi agar tak dimakan burung.</p><p>Sawah kakek itu berada di tepi Sungai Kresek sedalam lebih kurang 5 meter yang dipenuhi bebatuan. Saat memasang paranet di pematang tepi jurang dia <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180617/495/922647/warga-karanganyar-tenggelam-di-wgm-wonogiri" title="Warga Karanganyar Tenggelam di WGM Wonogiri">terpeleset</a> hingga akhirnya terjatuh ke sungai.</p><p>Warga setempat, Sutarto dan Sular, yang mengetahui peristiwa itu mencoba memberi pertolongan. Namun, Kasno sudah tak sadarkan diri dengan kondisi kepala terluka parah.</p><p>Kepala Kasno diduga membentur benda keras, seperti batu atau kayu, saat dia terjatuh ke sungai. &ldquo;Saat dievakuasi Bapak Kasno sudah meninggal dunia,&rdquo; kata Hariyanto mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Robertho Pardede.</p><p>Dua hari sebelumnya, Rabu (19/9/2018), peristiwa serupa terjadi di Ngembung, Jatisari, Jatisrono. Painem, 80, warga setempat meninggal dunia karena tenggelam di sungai.</p><p>Rabu sore itu Painem keluar rumah. Dia berpamitan kepada anaknya ingin mengunjungi cucu yang bertempat tinggal tak jauh dari rumahnya. Painem berjalan kaki melewati tepi sungai sambil membawa lampu senter dan memakai sandal.</p><p>Hingga malam, Painem tak kunjung pulang. Anaknya mencarinya di rumah saudara yang dikunjungi Painem. Ternyata Painem tak sampai di rumah saudaranya itu.</p><p>Anak dan beberapa saudaranya mencari Painem hingga larut malam, tetapi tak membuahkan hasil. &ldquo;Pencarian dilanjutkan keesokan harinya. Salah satu kerabat menemukan sandal milik Painem dan lampu senter tergeletak di tepi kedung [cekungan sungai]. Curiga Painem <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180328/495/906884/ada-orang-tenggelam-dan-racun-tikus-di-pinggir-bengawan-solo-wonogiri-bunuh-diri" title="Ada Orang Tenggelam dan Racun Tikus di Pinggir Bengawan Solo Wonogiri, Bunuh Diri?">tenggelam</a>, kerabat dan warga mencari di kedung. Beberapa lama kemudian mereka menemukan Painem di dasar kedung. Saat dievakuasi korban sudah meninggal dunia,&rdquo; kata Kapolsek Puhpelem, Iptu Sukarjo.</p><p>Sementara itu, di Taman Wetan, Wiroko, Tirtomoyo, Senin (17/9/2018), semuda warga Ngemplak RT 002/RW 014, Tirtomoyo, Wonogiri, Tri Wismoyo, 28, juga meninggal dunia karena tenggelam di kedung Sungai Wiroko.</p><p>Tri tercebur ke kedung sedalam 4 meter saat dia mencuci tangan di sela-sela memancing. Polisi mengimbau warga harus ekstra hati-hati saat beraktivitas di tepi sungai.</p><p>Jika memancing, lebih baik menggunakan pelampung untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan. Pemancing tercebur ke perairan dan akhirnya meninggal dunia sudah terjadi. Peristiwa paling kerap terjadi di Waduk Gajah Mungkur (WGM).</p>

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian