SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Espos)–Dinas Enegi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng mengidentifikasi sebanyak 523 desa di 113 kecamatan di 27 kabupaten/kota memiliki potensi rawan longsor tinggi. Bahkan, tiga kecamatan di Kabupaten Karanganyar yakni Tawangmangu, Jatiyoso dan Jenawi masuk dalam kategori wilayah paling rawan terjadi longsor.

Dinas ESDM Jateng mencatat ada sekitar 400-an jiwa di Karanganyar yang terancam jiwanya lantaran tinggal di daerah rawan longsor dan enggan direlokasi. Kepala Dinas ESDM Jateng,  Teguh Dwi Paryono, menjelaskan dari hasil evaluasi yang dilakukan dari tahun ke tahun, ada kecenderungan jumlah wilayah rawan longsor meningkat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Teguh mengatakan pada 2008, “hanya” 413 desa di 97 kecamatan di 27 kabupaten/kota rawan terjadi longsor. Hal ini dilihat dari kondisi struktur geologi, susunan batuan, perubahan curah hujan yang ekstrem di 27 daerah tersebut. Ke-27 daerah rawan longsor itu di antaranya Sragen, Banjarnegara, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Kabupaten Magelang, Cilacap, Temanggung  dan Grobogan.

Meningkatnya jumlah daerah rawan longsor ini disebabkan perubahan tata guna lahan, yang mengakibatkan kestabilan tanah menjadi berkurang. “Kami berharap masyarakat yang berada di wilayah longsor hendaknya waspada,” pinta Teguh kepada pers di Gedung DPRD Jateng di Semarang, Selasa (10/11).

Kewaspadaan menjadi penting, mengingat saat ini mulai terjadi perubahan musim dari kemarau ke penghujan. Pada musim kemarau, menurut Teguh tanah cenderung merekah. Kondisi ini sangat berbahaya jika kemudian turun hujan. “Rekahan tanah akan dimasuki air dan menjadi bidang gelincir yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya longsor,” paparnya.

Teguh mengaku pihaknya sudah melakukan beberapa kali rapat konsolidasi menyangkut upaya antisipasi terjadinya bencana longsor begitu musim penghujan tiba. Menurutnya, ini perlu dilakukan untuk meminimalisasi jatuhnya korban jiwa.

Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah, sambung dia, salah satunya merelokasi warga yang berada di wilayah rawan longsor. Sayangnya, ujar dia, tidak semua warga yang berada di wilayah rawan longsor mau direlokasi, termasuk 400-an warga Karanganyar.

“Kami sudah menyiapkan tempat relokasi, bahkan sampai pada bantuan pemasangan listrik. Namun mereka (warga di lokasi rawan bencana longsor-red) tetap tidak mau direlokasi, mungkin karena mereka sudah terbiasa dan kemungkinan juga ada aspek historis,” urai dia.

Selain upaya relokasi, Teguh mengaku pihaknya juga sudah memasang alat pantau di sejumlah titik rawan longsor. Beberapa daerah yang sudah dipasangi alat pantau yakni Banyumas, Banjarnegara dan Purworejo. Sementara pemasangan alat pantau di Karanganyar masuk dalam perencanaan Dinas ESDM.
kha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya