SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Tiga dari empat kasus baru pasien positif Covid-19 di Wonogiri mempunyai riwayat perjalanan dari Jawa Timur (Jatim). Lantaran itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri memberi perhatian khusus kawasan di perbatasan timur yang berbatasan dengan Jatim.

Berdasarkan catatan Gugus Tugas, tiga pasien baru Covid-19 tersebut dua orang berasal dari Surabaya dan satu orang dari Kabupaten Sidoarjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara, jika dihitung akumulasi sejak kasus Covid-19 terjadi di Wonogiri, ada empat kasus dari Jatim. Dua bulan lalu kasus Covid-19 di Wonogiri tercatat terkait perjalana ke Surabaya.

Durasi Kunjungan di Grojogan Sewu Tawangmangu Hanya Dibatasi Saat Overload

Sejauh ini ada 20 pasien positif virus corona di Wonogiri, empat diantaranya mempunyai riwayat atau merantau ke Jatim.

"Kami beri perhatian khusus wilayah yang berbatasan dengan Jatim. Akhir-akhir ini pasien yang terjangkit berasal dari Jatim. Pada saat awal Covid-19, rata-rata pasien terjangkit dari wilayah Jabodetabek," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Covid-19 sekaligus Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (Jekek), kepada wartawan di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Senin (6/7/2020).

Perusahaan di Wonogiri Juga Bikin Cafe dan Bus, Yuk Intip Dalemannya

Wonogiri Tetap Larang Objek Wisata Buka

Sementara itu, meski kasus Covid-19 di Wonogiri sudah dikategorikan zona hijau oleh Gugus Tugas Nasional, Jekek masih berpegang pada kebijakan lama. Dia menegaskan Pemkab Wonogiri belum akan membuka pusat keramaian atau ruang publik, seperti alun-alun dan tempat wisata.

Wilayah Wonogiri, menurut dia, masih dikelilingi wilayah zona merah atau oranye. Meski dikategorikan zona hijau, masyarakat Wonogiri harus tetap waspada. Lantaran itu, kebijakan new normal di Wonogiri tidak serta-merta diambil.

Bisnis Streaming Musik Gurih Banget, Pelanggan Tembus 350 Juta

"Kekhawatiran kami sejak awal terjawab. Bahwa kasus Covid-19 ini sangat fluktuatif. Perubahan kasus tidak hanya terjadi dalam hitungan pekan atau bulan, tetapi hitungan hari," ujar dia.

Jekek meminta penerapan new normal Covid-19 dan dicabutnya maklumat Kapolri tentang larangan berkeruman tidak dianggap bahwa pandemi ini sudah berakhir. Kebijakan tersebut harus dimaknai bahwa suatu daerah belum terbebas dari Covid-19.

"Apapun statusnya, baik zona hijau, kuning atau merah, yang harus dibangun dalam nalar masyarakat yakni pagebluk belum selesai. Kewaspadaan dan penerapan protokol kesehatan harus tetap diperkuat," tegas dia.

Pemkot Madiun Bangunkan Lahan Tidur 20 Hektare Demi Swasembada Sayuran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya