SOLOPOS.COM - Warga menuntun sepeda motor setelah nekat melewati banjir yang menggenangi ruas jalan raya Pedan-Juwiring, Dukuh/Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan, Selasa (31/3/2020) malam. (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Sedikitnya 3.000 ekor ayam mati akibat terendam atau terbawa arus banjir di wilayah Desa Sawahan, Kecamatan Juwiring, Klaten, Rabu (1/4/2020).

Ribuan ekor ayam yang mati itu milik seorang peternak di Dusun Kaligawe, Desa Sawahan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang diperoleh Solopos.com, banjir itu tak hanya melanda Sawahan, Juwiring. Banjir juga terjadi di Pedan, dan Karangdowo.

Banjir di Sawahan dan beberapa wilayah lain di Klaten itu terjadi setelah hujan mengguyur sejak Selasa (31/3/2020) pukul 16.00 WIB hingga sekitar pukul 19.00 WIB. Air yang menggenangi perkampungan hingga jalan raya mulai surut sejak Rabu dini hari.

Begini Ceritanya Warga Klaten Tertular Hingga Dinyatakan Positif Corona

Camat Juwiring, Herlambang Jaka Santosa, mengatakan ada 11 desa yang terdampak banjir. Desa-desa itu meliputi Sawahan, Bulurejo, Juwiran, Jetis, Ketitang, Taji, Carikan, Bolopleret, Gondangsari, Trasan, dan Jaten.

Ketinggian air di jalan dari 50 sentimeter hingga 2 meter. Sebagian rumah ikut terendam banjir. “Kantor desa juga ada yang sempat terendam yakni Kantor Desa Sawahan,” kata Herlambang saat dihubungi Solopos.com, Rabu (1/4/2020).

Selain menggenangi perkampungan, banjir di Sawahan, Klaten menyebabkan 3.000 ayam mati. “Memang kandangnya itu sudah dibuat panggung. Namun, air banjir itu juga tinggi. Ayam baru dimasukkan ke kandang itu tiga hingga empat hari lalu,” kata Herlambang.

Petani Wonogiri Tiba-Tiba Jatuh dan Meninggal Saat Bekerja di Sawah

Selain itu, sekitar 4.000 lele yang diternakkan di empat kolam wilayah Desa Trasan juga hilang lantaran terbawa banjir. “Padi yang memasuki usia panen juga ikut kebanjiran. Kami masih menginventarisasi berapa luasan sawah yang terdampak banjir,” jelas dia.

Banjir Terjadi Secara Periodik

Herlambang menjelaskan tak ada warga yang sampai diungsikan akibat banjir itu. Banjir mulai surut pada Rabu sekitar pukul 01.00 WIB.

“Memang banjir seperti ini terjadi secara periodik saban delapan tahun sekali. Selain itu, curah hujan memang cukup tinggi. Hujan mengguyur selama tiga hingga empat jam,” kata Herlambang.

Teknisi Internet di Karanganyar Tersengat Listrik Hingga Luka Bakar Separuh Badan

Di Kecamatan Pedan, banjir salah satunya terjadi di Desa Troketon. Sama seperti di Desa Sawahan, banjir di Troketon, Klaten, juga merendam kantor desa.

Ketinggian air sempat mencapai 1 meter. Akibatnya, berkas administrasi seperti LPj dan biodata desa di almari basah. Air mulai surut sekitar pukul 20.30 WIB.

Di Kecamatan Karangdowo, banjir terjadi di sejumlah desa yakni Kupang, Bakungan, Karangtalun, Ngolodono, dan Sentono. Air mulai surut sekitar pukul 03.30 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya