29 Transmigran di Magelang masih terkatung-katung

MAGELANG—Sudah lima hari ini 29 transmigran yang pulang dari Tana Tidung Kalimantan terkatung-katung di Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Magelang. Bahkan, 10 di antaranya adalah anak-anak yang masih belum bisa meneruskan sekolah.

Koordinator transmigran, Ilham Nur Yasin, mengungkapkan selam tinggal di lokasi itu, mereka belum mendapatkan bantuan apapun. “Kami mulai stres,” katanya, Rabu (10/8).

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Mereka meminta Pemkab Magelang memberikan kompensasi dan lokasi transmigrasi yang baru. Jika relokasi itu tidak bisa, mereka minta diberi kompensasi untuk melanjutkan hidup.

Yasin membantah jika mereka adalah warga transmigran gagal. Menurutnya, mereka terpaksa pulang dari tempat transmigrasi karena program pemerintah sendiri yang gagal. “Pemerintah Tana Tidung ternyata tidak bisa memberi kami lahan dua hektare sebagai garapan kami,” tambahnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Tenagakerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Magelang, Nur Huda mengatakan, hasil pertemuan dengan Kementerian Tenaga Kerja, tuntutan relokasi tidak mungkin dilakukan.

“Berdasar peraturan warga transmigran yang pulang tidak boleh dua kali ikut program transmigrasi yang diselenggarakan pemerintah,” katanya.

Menurutnya, solusinya bagi tujuh kepala keluarga warga transmigran adalah kembali ke lokasi transmigran semula di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Timur. Apalagi, surat izin pergi ke Magelang yang diterima warga dari Pemkab Tana Tidung, itu hanya pulang untuk tiga bulan.

Ia mengaku akan berupaya menjamin keselamatan dan kehidupan mereka dengan berkoordinasi dengan Pemkab Tana Tidung, termasuk soal tanah yang jadi pokok masalah itu agar dapat diberikan kepada mereka.

Sedangkan selama tiga bulan berada di Magelang, pihaknya bersedia akan memberikan tempat tinggal sementara, seperti di tempat transit transmigran atau Tempat Pengungsian Akhir Tanjung Muntilan. (Harian Jogja/Nina Atmasari)