SOLOPOS.COM - Ilustrasi angin puting beliung. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Sukoharjo mencatat ada 29 kejadian bencana alam sepanjang Januari-Oktober 2021. Dari jumlah itu, paling banyak yaitu 26 kejadian disebabkan puting beliung.

Sebanyak 29 kejadian bencana itu mengakibatkan kerugian material hingga Rp600 juta. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (14/11/2021), mengatakan total bencana alam di Sukoharjo yang terdata BPBD ada 29 kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perinciannya, 26 kejadian puting beliung, satu tanah longsor, dan dua kali banjir. Berdasarkan data tersebut diperkirakan total kerugian material senilai Rp597,9 juta.

Baca Juga: Rumah Warga Puhgogor Sukoharjo Disatroni Maling saat Ditinggal Arisan

“Kami merekap untuk angin kencang itu banyak sekali. Setiap satu rumah itu kerugian di kisaran Rp500.000 hingga Rp2 juta. Untuk longsor menimpa satu rumah dan kerugian mencapai Rp50 juta. Setelah direkap ternyata sudah hampir mencapai Rp600 juta,” bebernya.

Ia menambahkan total kerugian material akibat bencana di Sukoharjo itu sudah termasuk kekeringan saat musim kemarau. Untuk bantuan uang tali asih, Kalakhar mengatakan hingga saat ini belum memprogramkan bantuan tersebut untuk korban bencana.

Menggandeng Pihak Ketiga

Hal ini lantaran kerugian yang dialami dikategorikan ringan. Namun, apabila ditemukan kerugian berat, BPBD akan membantu dengan menggandeng pihak ketiga untuk memberikan bantuan.

Baca Juga: Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19, Koramil Baki Sukoharjo Patroli Prokes 

“Kalau anggaran pemberian tali asih kepada warga terdampak memang tidak ada. Tapi kalau ada yang dampaknya besar, kami biasanya menggandeng pihak ketiga untuk CSR seperti yang terjadi kemarau kemarin juga distribusi air bersih beberapa tangki bersumber dari pihak ketiga,” terangnya.

Terkait kondisi saat ini, BPBD Sukoharjo mengaku sudah melakukan apel siaga bencana yang dipimpin Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, pada Jumat (12/11/2021). Melalui giat tersebut, Bupati mengimbau warga agar mewaspadai potensi bencana yang bisa terjadi pada masa pancaroba dan puncak curah hujan pada Januari 2022.

“Warga kami minta untuk waspada. Giatkan siskamling, dan memangkas pohon yang rindang serta saling bersinergi untuk meningkatkan kewaspadaan agar dampak terjadinya bencana alam bisa diminimalkan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya