SOLOPOS.COM - Ilustrasi keluarga berencana/KB. (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sebanyak 287.000 keluarga yang tersebar di 167 desa/kelurahan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi target sasaran program pendataan keluarga yang digulirkan 1 April-31 Mei 2021.

Pendataan itu dilakukan untuk memotret kondisi riil sehingga menghasilkan data pembangunan keluarga di Sukoharjo yang bersifat mikro.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebagai informasi, pendataan keluarga merupakan program yang dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat.

Baca juga: Bulog Targetkan Serap Gabah 25.000 Ton di Sukoharjo

Awalnya, program pendataan keluarga digulirkan pada 2020. Lantaran muncul pandemi Covid-19, pelaksanaan program pendataan keluarga diundur pada 2021.

“Petugas atau kader pendata bakal mendata hal-hal yang erat hubungannya dengan keluarga secara rinci dan detail. Mereka bakal mendatangi setiap keluarga di setiap desa/kelurahan,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Sukoharjo, Proboningsih Dwi Danarti, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (31/3/2021).

Wanita yang akrab disapa Probo ini menyampaikan pendataan keluarga melibatkan sekitar 1.500 kader pendata.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Sukoharjo: Baru 11.115 Orang Disuntik Dosis Kedua

Mereka bertugas menghimpun data kependudukan, keluarga berencana dan, pembangunan keluarga. Setiap petugas bakal membawa kuesioner yang berisi beragam pertanyaan terkait data pembangunan keluarga.

Sebelumnya, ribuan kader pendata itu telah mengikuti orientasi agar mereka memahami mekanisme dan tata cara pelaksanaan pendataan keluarga.

“Pendataan keluarga dilakukan menggunakan aplikasi secara online. Namun, jika ada kendala teknis pendataan bisa dilakukan secara offline,” ujar dia.

Baca juga: Jangan Kaget Lur… Ada Pengamanan Berlapis di Pintu Masuk Polres Sukoharjo

Probo menyebut perbedaan pendataan keluarga dengan data statistik lain yakni bersifat mikro. Data satu keluarga terpotret secara rinci dan detail yang dihimpun para kader pendata lapangan.

Data keluarga itu menjadi acuan saat menganalisa beragam persoalan kependudukan dan peningkatan keluarga di Indonesia.

Salah satunya digunakan untuk penanganan stunting pada anak atau gangguan pertumbuhan karena kekurangan gizi. Program penanggulangan stunting di sejumlah daerah bisa dilakukan secara maksimal.

Baca juga: 6 Tahun Tak Di-Update, Data RTLH Sukoharjo Divalidasi

“Misalnya, pemberian makanan tambahan (PMT) dan cakupan imunisasi dasar pada bayi dan balita untuk menekan kasus stunting pada anak,” papar dia.

Seorang kader pendata lapangan asal Kecamatan Nguter, Septi, mengatakan para kader pendata lapangan juga dibekali keterampilan berkomunikasi saat melakukan pengumpulan data di setiap rumah penduduk.

Kader pendata lapangan bakal mengedukasi keluarga terkait pentingnya pembangunan keluarga berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya